Jakarta, Banyak orang tua takut melakukan vaksin pada anaknya karena sering dikaitkan dengan risiko autisme. Namun sebuah studi baru CDC kembali memastikan bahwa vaksin tidak berhubungan dengan autisme.
Peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyimpulkan bahkan ketika inokulasi (vaksin) ganda diberikan pada hari yang sama, anak-anak tidak akan risiko lebih tinggi terkena autisme, menurut laporan yang telah diterbitkan dalam Journal of Pediatrics, Jumat lalu.
"Studi ini melihat kekhawatiran menerima vaksin terlalu banyak pada kunjungan satu dokter atau vaksin terlalu banyak selama dua tahun pertama kehidupan, mungkin berhubungan dengan perkembangan autisme. Kami menemukan itu tidak terkait," kata penulis utama laporan, Dr Frank DeStefano, seperti dilansir NBCNews, Selasa (2/4/2013).
Peneliti CDC melakukan penelitian dengan meninjau sejarah vaksinasi yang dikumpulkan antara tahun 1994 dan 1999 dari 256 anak autis dan 752 anak-anak yang tidak mengalami gangguan tersebut.
Mereka menghitung jumlah antigen, zat dalam vaksin yang merangsang antibodi melawan penyakit, pada bayi yang melakukan kunjungan satu dokter atau keseluruhan selama dua tahun pertama.
"Kami tidak menemukan hubungan antara jumlah antigen dan risiko autisme," jelas Dr DeStafano, Direktur Immunization Safety Office di CDC.
Studi CDC datang di tengah laporan bahwa meningkatnya jumlah orang tua yang menunda atau melewatkan vaksinasi bagi anaknya, karena takut efek samping atau risiko autisme dan ketidakmampuan belajar lainnya.
Sebuah studi 2012 yang meneliti catatan medis 97.711 anak-anak Portland, Oregon, menemukan peningkatan hampir empat kali lipat antara tahun 2006 dan 2009 dalam persentase orang tua yang menunda atau melewatkan vaksinasi, para peneliti melaporkan dalam jurnal Pediatrics.
Padahal para ahli mengatakan dengan menunda vaksinasi tertentu, orang tua dapat menempatkan anak-anaknya dan juga orang lain pada risiko yang jauh lebih besar tertular penyakit mematikan, seperti pneumonia dan batuk rejan (pertusis). Buktinya, pada 2012 lalu AS mengalami epidemi batuk rejan terburuk dalam 50 tahun.
Dr DeStefano berharap studi baru ini akan meyakinkan para orang tua bahwa aman untuk mengikuti jadwal vaksinasi.
"Jumlah vaksin dalam jadwal imunisasi saat ini adalah yang dibutuhkan untuk melindungi anak-anak. Ini tidak terlalu banyak untuk sistem kekebalan tubuh anak," tutup Dr DeStefano.
Sumber Detik
Alat Laboratorium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar