Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Kami melayani penjualan retail dan partai besar.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp 08122011619,
email: himawanucep@yahoo.com
website: supplyalkes.blogspot.com.

Kamis, 06 Juni 2013

Kasihan, Tak Ikut Bakar Rokok Tapi Kena Jatah Kanker Paru

Jakarta, Bisakah Anda membayangkan bagaimana rasanya menanggung beban atas suatu hal yang tak pernah dilakukan? Misalnya pada kasus salah tangkap. Tentu menyedihkan sekali. Begitu pula nasib para perokok pasif atau secondhand smoker, ikut menanggung penyakit walau tak ikut menyalakan rokok.

Menurut data Kementerian Kesehatan, diperkirakan ada sekitar 61,4 juta perokok aktif di Indonesia. Sekitar sekitar 97 juta warga Indonesia yang tidak merokok terpaksa berisiko ikut terkena penyakit karena menghirup asap rokok. Pada anak-anak, yang terpapar asap rokok jumlahnya sekitar 43 juta. Sebanyak 11,4 juta di antaranya masih berusia 0 - 4 tahun.


"Pada perokok aktif, kemungkinannya untuk mengidap kanker adalah 13,6 kali lebih besar ketimbang yang non perokok. Sedangkan pada perokok pasif, kemungkinannya untuk berkembang menjadi kanker 4 kali lipat lebih besar ketimbang yang non perokok," kata Dr. Sita Andarini, SpP(k), PhD, spesialis paru di RSUP Persahabatan kepada detikHealth, Kamis (30/5/2013).


Asap rokok yang dibakar dan meracuni sekitar dapat terhirup oleh orang-orang di sekitarnya. Inilah yang membuat perokok pasif pada akhirnya berisiko juga terkena kanker. Dr Sita menjelaskan, ada 2 jenis asap yang dihasilkan saat seseorang membakar rokok, yaitu asap mainstream dan sidestream.


Asap mainstream adalah asap rokok yang dihisap dan dihembuskan kembali oleh perokok. Sedangkan asap sidestream adalah asap hasil pembakaran rokok. Dari segi kandungan senyawa kimia, ternyata di dalam asap sidestream konsentrasi senyawa berbahayanya lebih banyak ketimbang asap mainstream.


"Di dalam asap sidestream, partikel-partikelnya lebih kecil dan halus, sedangkan dalam asap mainstream partikel-partikelnya lebih besar. Nah, pada perokok pasif, kebanyakan yang masuk adalah partikel sidestream yang lebih kecil dan halus. Inilah yang memicu kanker. Makanya pada perokok pasif kanker parunya biasanya di daerah tepi," terang dr Sita.


Dr Sita menambahkan, selain terkandung tar dan nikotin, ada lebih dari 4000 zat kimia dan 60 zat pemicu kanker dalam sebatang rokok. Dengan partikel rokok yang lebih halus dan kecil, tak heran jika perokok pasif ikut berisiko terserang kanker paru.


(pah/up)




Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Rabu, 05 Juni 2013

Ini Hitungan Kemenkes Soal Cukai Dibandingkan Pengeluaran Negara Akibat Rokok

Jakarta, Industri rokok boleh saja mengklaim kontribusinya membayar cukai untuk negara. Namun kementerian kesehatan punya perhitungan sendiri, yang menunjukkan bahwa cukai tersebut jauh lebih kecil dibanding pengeluaran negara akibat rokok.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehtan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan pendapatan negara dari cukai hanya Rp 55 triliun. Angka ini jauh lebih kecil dibanding pengeluaran makro negara yang tiap tahun mencapai Rp 254,41 triliun.


Bila dirinci, pengeluaran sebesar itu antara lain untuk memenuhi beberapa keperluan sebagai berikut:


1. Pembelian rokok itu sendiri (Rp 138 triliun)
2. Biaya perawatan medis rawat inap dan rawat jalan (Rp 2,11 triliun)
3. Kehilangan produktivitas akibat kematian prematur dan morbiditas maupun disabilitas (Rp 105,3 triliun)


Rokok dikatakan memicu kehilangan produktivitas karena menjadi faktor risiko berbagai penyakit tidak menular yang mematikan. Prof Tjandra Yoga mencontohkan di antara berbagai risiko tersebut adalah penyakit jantung koroner, kanker dan stroke.


"Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran Makro akibat rokok di Indonesia lebih besar dari cukai yang didapat Indonesia," kata Prof Tjandra Yoga dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), seperti ditulis Kamis (30/5/2013).


Sementara dalam emailnya kepada wartawan, Prof Tjandra Yoga juga mengungkapkan bahwa jumlah perokok di Indonesia saat ni menempati peringkat ke-3 terbanyak di dunia. Hanya China dan India yang mengungguli Indonesia dalam hal jumlah perokoknya.


Dilihat dari jumlahnya, diperkirakan ada lebih dari 61,4 juta perokok di Indonesia. Prevalensi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan 67,4 peren laki-laki adalah perokok, sedangkan di kalangan perempuan angkanya 4,5 persen.


(up/mer)





Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Fakta Penting yang Perlu Diketahui Tentang Virus Corona

Jakarta - Muncul kembali setelah beberapa waktu tidak ada laporan kasus baru, virus corona langsung menyita perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilainya sebagai ancaman baru.

"Kami tak tahu di mana virus ini bersembunyi. Kami juga tak tahu bagaimana orang-orang bisa terinfeksi. Hingga kami dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami tak punya apa-apa untuk mencegah serangan infeksi ini," kata Margaret Chan, direktur WHO dalam World Assembly ke-66 di Jenewa, Swiss baru-baru ini.

Lalu apa sajakah yang perlu diketahui tentang novel coronavirus (nCoV) tersebut? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Time.Healthland, Kamis (30/5/2013).



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Cling! Dalam 50 Hari Hidung Lebih Mancung dan Wajah Lebih Kinclong

Daejeon, Korsel, Ingin punya hidung yang lebih mancung dan pipi yang lebih tirus? Tidak perlu operasi plastik untuk mendapatkannya. Sebuah klinik di Daejeon, Korea Selatan, bisa mewujudkan impian itu tanpa operasi. Hanya butuh 50 hari untuk memperbaiki penampilan Anda.

'No! Plastic Surgery! Yes! Kimbelle Therapy!' Begitulah tagline Klinik KimBelle Dermatologi. Klinik KimBelle mengklaim metode pengoreksian yang dilakukannya aman, terlebih memiliki keunggulan tidak meninggalkan bekas seperti operasi plastik.


"Ini tidak pakai operasi. Kalau operasi kan ada efek sampingnya, kalau ini tidak ada," kata dermatolog di Klinik KimBelle, Younsung Vianney Kim, M.D, PhD, di kliniknya yang berlokasi di Galleria Time World, Dunsan2-dong, Seo-gu, Daejeon, saat Daejeon Medical Famtrip dan ditulis pada Jumat (31/5/2013).


dr Kim menjelaskan dirinya tidak mengubah sama sekali bentuk wajah pasiennya, melainkan hanya mengoreksi bentuknya untuk menegaskan bentuk terbaik wajah seseorang secara alami. Caranya adalah dengan membuat jaringan baru atau mengurangi jaringan di daerah yang dianggap 'cacat'. Noda hitam di wajah, keriput, bentuk wajah yang tidak simetris, bibir yang terlalu tebal atau terlalu tipis, serta bekas luka juga bisa dikoreksi di klinik ini sehingga wajah terlihat lebih kinclong.


Laser spesial, frekuensi radio, ultrasono pneumo-SMS digunakan dalam teknik ini. dr Kim menggaris bawahi dirinya menggunakan sinthetic non-surgical dalam teknik pengoreksian yang dilakukannya.


"Tidak ada batasan umur dan jenis kelamin, aman bagi lingkungan, tidak ada luka dan tidak berbahaya," sambung dr Kim.


Menurut dia, pengoreksian ini juga tidak membutuhkan anesthesia umum dan hanya butuh waktu sekitar satu jam saja. Memang butuh waktu sekitar 50 hari untuk mendapat hasil seperti yang diinginkan, namun pasien tidak perlu datang berkali-kali ke kliniknya untuk melakukan maintenance.


"Kami berangkat dari kecantikan alami yang sudah dimiliki seseorang, bukan operasi artifisial," lanjutnya.


dr Kim menegaskan kendati pengoreksian hanya dilakukan dalam sekali kesempatan, namun hasilnya tidak akan berubah di masa depan. Artinya hidung mancung dan pipi tirus yang didapat setelah terapi tidak akan kembali ke bentuk seperti semula. Namun terapi berulang bisa saja dilakukan, dan pasien juga dapat melakukan terapi tambahan di kemudian hari jika diperlukan.


"Material dan obat yang digunakan telah disetujui penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) dan Korean Food and Drug Administration (KFDA)," jelasnya.


Apakah benar-benar tidak ada efek sampingnya? Menurut dr Kim pasien bisa mengalami erythema, yakni kondisi kulit berupa kemerahan atau ruam. Selain itu bisa juga terjadi edema, yakni pembengkakan akibat akumulasi cairan dalam jaringan-jaringan tubuh.


Bisa juga mengalami memar atau reaksi alergi. Namun secara bertahap kondisi wajah atau bagian tubuh lain yang diterapi akan semakin membaik seperti yang diinginkan secara bertahap dalam kurun 1-3 bulan. Karena itu bagi yang mengalami keluhan mengganggu butuh pengawasan dokter lebih lanjut.


"Setelah injeksi tidak ada krim atau apapun. Yang penting jaga pola hidup, juga jangan minum alkohol dalam kurun 50 hari itu," pesan dr Kim.


"Ini bukan magic tapi science," tegasnya.


Lalu berapa biayanya? Untung mengoreksi bentuk hidung, pasien harus merogoh kocek Rp 10.000.000 hingga Rp 15.000.000. Harga yang sama dipatok untuk memperbaiki kondisi pipi dan kening. Sedangkan untuk menghilangkan lingkaran hitam di mata biayanya sedikit lebih mahal yakni Rp 20.000.000-Rp 30.000.000.


Hmm, tertarik untuk memperbaiki kondisi wajah?


(vit/up)





Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Selasa, 04 Juni 2013

Bahagianya, Ibu asal Utah Ini Baru Lahirkan Bayi Kembar 5

Jakarta, Baru-baru ini seorang ibu asal Utah, AS berhasil melahirkan bayi kembar lima yang sehat dengan bantuan tim dokter yang berjumlah 8 orang, termasuk satu dokter spesialis anestesi dan lusinan perawat yang bertugas memastikan kesehatan ibu dan anak-anaknya tersebut.

Kelima bayi milik pasangan Guillermina dan Fernando Garcia ini terdiri atas tiga bayi perempuan dan dua bayi laki-laki. Berat badannya berkisar antara 1-1,5 kilogram. Meski diperkirakan kelimanya masih akan tinggal di rumah sakit University of Utah, Salt Lake City selama enam minggu ke depan, namun tim dokter memprediksi jika kelima bayi itu akan tumbuh sehat.

Sang ibu, Guillermina Garcia (34) mengandung kelima bayi mungilnya itu selama 31,5 minggu atau tujuh minggu lebih pendek daripada sebagian besar persalinan bayi tunggal tapi tiga minggu lebih lama ketimbang sebagian besar ibu yang melahirkan bayi kembar lima lainnya.

"Waktu ekstra di dalam kandungan itu justru membantu paru-paru bayi-bayi tersebut agar berkembang lebih baik daripada kembar lima lainnya. Kondisi mereka semua luar biasa baik," ungkap Dr. Elizabeth O'Brien yang menangani persalinan Guillermina.

Sekedar info, ini merupakan bayi kembar lima pertama yang dilahirkan di rumah sakit tersebut. Secara umum, kurang dari 10 bayi kembar lima lahir setiap tahunnya di AS. CDC pun menghitung pada tahun 2010 saja terdapat 37 bayi yang terlahir sebagai bagian dari kembar lima.

"Kami seperti bermimpi. Luar biasa ketika kami mempunyai lima bayi sekaligus," ujar sang ayah, Fernando Garcia seperti dilansir abcnews, Kamis (30/5/2013).

Pasangan asal Utah ini mengonsumsi obat-obatan penambah kesuburan yang meningkatkan peluang mereka untuk mengalami beberapa kali persalinan. Baik Guillermina dan Fernando pun sejak awal telah mengetahui jika mereka akan memiliki bayi kembar lima, bahkan Guillermina telah berada di rumah sakit sejak awal bulan April 2013.

Kelimanya terlahir dengan operasi caesar dan muncul setiap dua menit sekali. Mereka diberi nama Esmeralda, Fatima, Marissa, Fernando dan Jordan.

"Saya sangat senang melihat mereka dan melihat kondisi mereka baik-baik saja, semuanya juga berjalan normal," tandas Guillermina dalam bahasa Spanyol.

Bayi terberat adalah Fernando dengan berat badan 1,5 kilogram, 14 ons. Namun dua bayi laki-laki tersebut masih harus menggunakan selang untuk bernapas, sedangkan ketiga bayi perempuan sudah bisa bernapas dengan sendirinya.

Dokter yang menangani Guillermina, Dr. Tracy Manuck pun menimpali bahwa sang ibu adalah orang yang sangat luar biasa dan tak pernah sekalipun mengeluh, meski mengalami tekanan darah tinggi dan gangguan medis lainnya selama masa kehamilan. Tim dokter juga memuji suaminya yang selalu siaga dan mendukung penuh kehamilan istrinya, termasuk saat istrinya berada di dalam ruang operasi.

"Namun meski rumah sakit ini belum pernah menangani persalinan bayi kembar lima sebelumnya, kami pernah menangani wanita yang melahirkan kembar tiga atau empat dan mendasarkan pengalaman itu sebagai pedoman kami untuk membantu proses persalinan kembar lima ini," kata Manuck.

Padahal kedua pasangan ini telah mempunyai satu anak perempuan berusia satu tahun bernama Julietta. Lalu bagaimana pasangan ini merawat kelima bayinya? Mereka mengaku ada keluarga yang tinggal di lingkungan yang sama dengan mereka yang akan membantu mengurus kelimanya.

Beruntung atasan Fernando juga telah berbaik hati memperbolehkannya untuk mengambil waktu cuti sebanyak yang ia butuhkan sebagai tukang las di sebuah pabrik lokal demi mengurus anak-anaknya. Keluarga ini pun telah memiliki asuransi kesehatan dan Utah Doula Association telah mempersiapkan sebuah rekening dimana orang-orang dapat mendonasikan bantuannya demi pemenuhan biaya hidup kelima bayi mungil ini.


(up/up)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Mata Tua Jadi 'Muda' Lagi dengan Lasik Multifokal

Jakarta, Mata tua atau presbiopia adalah gangguan mata karena menurunnya kemampuan mata untuk fokus menangkap dan membiaskan objek atau cahaya dalam jarak dekat. Disebut mata tua karena gangguan ini umumnya dialami oleh mereka yang berusia lanjut. Namun tak perlu lagi kacamata untuk mengatasi gangguan ini, lantaran ada lasik multifokal.

Lasik multifokal adalah bentuk lanjutan dari lasik yang dirancang tidak hanya untuk mengoreksi presbiopia, tetapi juga rabun jauh dan astigmatisme. Bagian tengah kornea dibentuk dengan laser excimer untuk memperbaiki jarak penglihatan pasien.


Lasik multifokal untuk mengoreksi kemampuan pandang mata tua adalah layanan andalan Woori Eye Clinic yang berlokasi di lantai 5 Galeria Departement Store, Dunsan-Dong, Seo-Gu, Daejeon, Korea Selatan. Berbeda dengan operasi untuk mengoreksi presbiopia yang sudah ada, lasik multifokal diklaim tidak memiliki efek samping seperti munculnya halo atau silau lantaran ablasi minimum pada kornea.


"Hanya perlu waktu 15 menit untuk operasi dan mereka bisa sembuh," ujar Byung Moo Min, MD,PhD kepada para peserta Daejeon Medical Famtrip dan ditulis pada Jumat (31/5/2013).


Meski bisa multifokal lasik di kliniknya juga melayani gangguan refraksi mata lainnya, namun dr Min lebih mengedepankan presbiopia. Sebab menurutnya orang Asia, khususnya Korea, banyak yang mengalami keluhan ini. Apalagi kekuatan akomodasi memang menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Misalnya saja orang berusia 20 tahun memiliki daya akomodasi 10, sedangkan yang berusia 30 tahun 8,5 dan yang berusia 50 tahun adalah 2,5.


Koreksi presbiopi dilakukan dengan scleral approach, corneal approach, dan lens approach. Sebelum lasik dilakukan, dokter akan memeriksa tingkat minus atau plus dan keadaan kornea pasien. Nah, jika mata pasien memiliki presbiopia dan miopia di saat yang sama, maka pengoreksiannya bisa dilakukan dengan lasik sekali saja. Operasi lasik ini memiliki tingkat kesuksesan 99 persen dan bisa bertahan sampai dengan 8 tahun. Biaya multifokal lasik untuk pasien presbiopia sekitar Rp 150 juta.


Usai operasi dokter akan memberikan antibiotik oral. Ada pula hormonal atau self serum solution, dan tetes mata. Usai dilakukan multifokal lasik umumnya pasien akan mengalami pandangan mata kabur selama beberapa pekan dan mata kering.


Untuk mengurangi keluhan pasca operasi, pasien diminta untuk mengenakan kacamata pengaman saat tidur sampai dengan 7 hari. Pasien juga diminta untuk mengaplikasikan antibiotik maupun tetes mata yang diberikan dan tidak mengucek mata. Selain itu pasien juga diminta tidak mengonsumsi alkohol dan menghisap rokok selama 2 pekan.


Setelah 10 hari, air di mata akan mulai normal. Namun hingga sebulan setelah operasi, pasien diminta mengenakan kacamata hitam saat bepergian. Olahraga berat dan berenang bisa dilakukan setelah sebulan usai operasi.


(vit/up)





Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

5 Rahasia agar Tetap Sehat dan Panjang Umur

Jakarta, Sehat selalu dan panjang umur, kalimat standar yang selalu dilantunkan kepada orang yang berulang tahun. Dengan berbagai teknologi medis yang ada saat ini, target panjang umur mungkin lebih mudah tercapai. Tapi untuk sehat selalu, nampaknya perlu upaya lebih keras.

Nyatanya, rata-rata angka harapan hidup penduduk dunia mengalami peningkatan, seiring penyakit seperti stroke, diabetes, gagal jantung dan kanker yang mulai menjadi tren. Salah satu pemicunya adalah stres. Stres memicu pengeluaran senyawa kortisol yang memicu reaksi inflamasi.


Seperti dilansir Forbes, Kamis (30/5/2013), ada 5 cara yang bisa dilakukan agar stres tidak menggerus usia, yaitu:


1. Menonton Komedi
Tertawa terbahak-bahak jelas akan meredakan stres dan membuat pikiran lebih rileks. Jikalaupun tidak bisa menonton acara humor, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk melepas stres, misalnya berjalan-jalan, rekreasi atau bersenda gurau bersama teman.


2. Berpikir Layaknya Anak Kecil
Seorang anak tertawa rata-rata 300 kali sehari, sedangkan orang dewasa hanya sekitar 17 kali per hari. Salah satu hal yang dapat dilakukan orang dewasa adalah bertindak seperti anak berumur 7 tahun.


Caranya, coba pikirkan hal-hal yang terasa konyol, atau hal yang membikin bertanya-tanya heran. Mengeksplorasi dan bermain adalah cara terbaik untuk memahami perspektif anak-anak.


3. Biarkan Diri Makan Enak Sesekali
Tak ada yang meragukan bahwa makanan seperti sayur mayur dan buah-buahan adalah makanan sehat. Tapi bukan berarti sepanjang waktu harus memakan makanan yang mungkin tidak disukai.


Tak ada salahnya sesekali memakan makanan seperti kue, gorengan dan makanan berlemak lainnya. Akan lebih bijak jika menyeimbangkan makanan yang lezat dengan makanan yang bergizi.


4. Berenang, Bersepeda, Berdansa
Jangan menganggap olahraga sebagai hal yang membosankan atau menyebalkan, tapi lakukan sebaliknya. Ada beberapa jenis aktivitas fisik yang sebenarnya dapat dilakukan sambil bersenang-senang.


Kalau suka nonton bola, bisa berolahraga dengan cara main futsal. Suka nonton film action, bisa disalurkan dengan belajar kungfu atau taekwondo. Suka nonton film-film pop khas anak muda, cobalah belajar nge-dance atau belajar capoeira. Beberapa jenis olahraga kini sudah memiliki wadah atau komunitasnya masing-masing.


5. Waspada
Hal yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran dan memperhatikan. Setiap saat, seseorang dapat memilih untuk meladeni stresnya ataupun berusaha meredakan, atau malah menghindari.


Tiap kali menghadapai situasi yang memicu stres, cobalah amati sebentar lalu perhatikan. Terkadang yoga atau meditasi membantu mengembangkan keterampilan ini.


(pah/up)





Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Senin, 03 Juni 2013

Rokok Membuat Angka Harapan Hidup Pasien Kanker Paru Tak Lama

Jakarta, Tak hanya membuat kecanduan, kandungan zat kimia dalam sebatang rokok bisa berakibat fatal, yaitu memicu kanker. Di kalangan perokok, kanker paru adalah penyakit yang paling mudah ditemui, sekaligus yang paling ganas. Dibanding jenis lainnya, kanker ini terbilang paling berbahaya.

"Pada kanker paru, kemungkinan bertahan hidup pasien rata-rata 6 - 9 bulan. Penyebabnya karena kebanyakan pasien datang saat penyakitnya sudah dalam stadium lanjut. Penyebab utamanya adalah rokok," kata Dr. Sita Andarini, SpP(k), PhD, spesialis paru di RSUP Persahabatan kepada detikHealth, Kamis (30/5/2013).


Pada stadium rendah, yaitu stadium I dan II, umumnya kanker paru tidak menimbulkan gejala yang berarti. Dr Sita menguraikan, penyebabnya karena di dalam paru tidak terdapat saraf untuk merasa nyeri, jadi kanker seringkali berkembang tanpa peringatan dini. Berbeda dengan kulit atau beberapa organ lain yang memunculkan rasa nyeri apabila terjadi sesuatu yang tak beres.


"Kalau masih kecil kankernya, sekitar 3 - 5 cm, pasien tidak akan merasa apa-apa. Bahkan terkadang suka tidak ketahuan dengan pemeriksaan. Kalau sudah merasa sesak napas dan batuk-batuk darah, biasanya kanker sudah mulai menyebar ke paru-parunya," jelas dr Sita.


Lebih lanjut lagi, dr Sita yang juga bertugas sebagai staf pengajar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI ini menyarankan, sebaiknya orang yang berisiko terkena kanker paru memeriksakan diri setiap setahun sekali. Deteksi dini bisa dilakukan lewat pemeriksaan foto toraks atau rontgen.


Apabila mengalami gejala batuk-batuk parah selama 2 minggu atau lebih, segera periksakan diri, terutama bagi mereka yang berisiko. Adapun yang berisiko terkena kanker paru adalah mereka yang punya kebiasaan merokok, bekerja di tempat yang berisiko terpapar karsinogen, serta berusia 40 tahun ke atas.


"Untuk tindakan preventifnya ya berhenti merokok, hindari polusi, pakai perlindungan saat bekerja di lingkungan yang berisiko, banyak berolahraga dan deteksi dini," imbuh dr Sita.


Pekerjaan yang berisiko terkena kanker paru seperti yang dimaksud dr Sita adalah pekerjaan seperti pembuat kaca karena berisiko menghirup silika, pengolahan aspal, pertambangan, serta pabrik logam. Terkadang, faktor genetik juga ikut memainkan peran.


(pah/up)





Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Komnas PA: Iklan Pengaruhi Anak dan Remaja untuk Coba Merokok

Jakarta, Prevalensi perokok saat ini terus meningkat. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh iklan dan promosi yang gencar dilakukan oleh industri. Berdasarkan hasil survei, 93 persen anak dan remaja terpengaruh iklan di televisi.

Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) melakukan survei terhadap 10.000 anak usia SMP. Hasilnya, 93 persen melihat iklan rokok di televisi, 50 persen melihat iklan di billboard, dan 38 persen melihatnya di acara musik yang disponsori rokok. Dari hasil tersebut, data dari Kemenkes menunjukkan bahwa 77 persen anak dan remaja terpengaruh untuk mencoba rokok.

"Hasil ini sangat menyedihkan. Anak seharusnya dilindungi dan dijaga kesehatannya, sebab mereka adalah generasi penerus bangsa," imbuh Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA, dalam acara diskusi publik: 'Polemik Iklan Rokok', yang diadakan di Graha CIMB Niaga, Jl Jend Sudirman, Jakarta, yang ditulis pada Jumat (31/5/2013).

Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei besok menjadi momen di mana kesehatan anak dan remaja harus diprioritaskan. Arist memandang masih kurangnya peran pemerintah untuk membatasi iklan rokok.

"Tokoh di iklan rokok selalu digambarkan tampan, penuh percaya diri, saling gotong-royong, apapun yang positif. Inilah yang membuat anak dan remaja penasaran untuk mencoba rokok," ujar Ezki Suyanto, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Secara psikologis, usia anak dan remaja cenderung memang sedang dalam tahap pencarian jati diri. Sehingga mereka masih mudah terpengaruh, apalagi oleh lingkungan sekitar dan media yang mereka lihat setiap hari.

"Selain itu, jika diperhatikan model iklan rokok mayoritas adalah anak remaja. Iklan rokok juga selalu membuat jargon yang 'anak muda', sehingga tentu para anak dan remaja menjadi terpengaruh," imbuh Arist.

Arist kini mengajak semua pihak untuk mau peduli dan memahami pentingnya menjaga hak anak, termasuk hak mendapatkan kesehatan dan perlindungan agar masa depannya lebih terjamin.

(up/up)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Wakil Ketua MPR: Tragis, Sekarang Anak Kecil pun Sudah Merokok

Jakarta, Merokok sudah menjadi hal yang umum jika dilakukan oleh orang dewasa, meskipun sebenarnya tidak baik. Namun, kini tak hanya orang dewasa, anak usia 5-9 tahun pun sudah ada yang mulai merokok.

"Merokok sudah jadi kebiasaan yang sangat umum di berbagai generasi. Tragisnya, kini anak kecil pun sudah ada yang merokok," imbuh Hj Melani Leimena Suharli, Wakil Ketua MPR RI, dalam acara seminar & diskusi publik: "Urgensi Pelarangan Iklan Rokok dalam RUU tentang Penyiaran dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Masyarakat", yang diadakan di Ruang GBHN Nusantara V, Gedung MPR-DPR, Jl Jend Gatot Subroto, seperti ditulis pada Jumat (31/5/2013).

Padahal seharusnya anak usia 5-9 tahun masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Gizi masih sangat dibutuhkan agar tubuhnya tetap sehat dan mencapai keoptimalannya.

Di dalam satu batang rokok, terdapat kurang lebih 4.000 zat kimia, 40 di antaranya termasuk dalam kategori bahan berbahaya, seperti hidrogen sianida dan amonia.

Dengan merokok, organ-organ tubuhnya tentu sudah tidak sehat lagi. Seperti kita ketahui, merokok dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit seperti penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, dan kanker.

Faktanya, anak-anak usia 5-9 tahun sudah mulai merokok dan bahkan peningkatan prevalensinya sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 2001, anak usia 5-9 tahun yang sudah merokok prevalensinya adalah 0,4 persen. Sedangkan pada tahun 2010 jumlahnya meningkat menjadi 1,7 persen.

Banyaknya iklan dan promosi rokok, serta orang tua yang masih merokok di dalam rumah diakui sebagai penyebabnya. Anak pada masa tersebut cenderung masih meniru perilaku orang tua dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.

(up/up)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

3 Hal yang Membuat Rokok Bisa Bersahabat dengan Kanker

Jakarta, Bermain-main dengan maut, karena pria suka tantangan. Agaknya demikian pesan tersembunyi yang ingin disampaikan iklan rokok. Jelas, ada banyak alasan mengapa rokok bisa membunuh, tapi selalu saja ada alasan untuk membantahnya. Dari segi medis, rokok terbukti memicu kanker.

"Rokok itu secara langsung dapat memicu kanker karena 3 hal. Pertama, karena rokok itu karsinogen, jadi dia dapat memicu DNA dalam sel-sel untuk bermutasi dan menjadi kanker. Kedua, rokok itu toksik, banyak mengandung racun. Ketiga, rokok itu adiktif, jadi orang yang kecanduan sulit berhenti merokok," kata Dr. Sita Andarini, SpP(k), PhD kepada detikHealth, Kamis (30/5/2013).

Dr Sita yang merupakan staf pengajar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI dan spesialis kanker paru di RSUP Persahabatan ini menjelaskan, ada berbagai jenis racun yang bersembunyi dalam dalam sebatang rokok. Selain terkandung tar dan nikotin, ada lebih dari 4.000 zat kimia dan 60 zat pemicu kanker.

"Pada perokok aktif, kemungkinannya untuk mengidap kanker adalah 13,6 kali lebih besar ketimbang yang non perokok. Sedangkan pada perokok pasif, kemungkinannya untuk berkembang menjadi kanker 4 kali lipat lebih besar ketimbang yang non perokok," terang dr Sita.

Oleh karena itu, merokok jelas merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Sudah sejak lama pula bahaya merokok ini digaungkan, namun masyarakat masih banyak yang belum menyadari atau menganggap remeh risikonya. Padahal jika dilihat secara statistik, angka kejadian kasus kanker seiring dengan laju pertambahan jumlah perokok.

"Dari data statistik kami melihat, sejak terjadinya kenaikan jumlah perokok di Indonesia, terjadi kenaikan angka kasus kanker. Berbagai penelitian tentang rokok yang dapat memicu kanker juga sudah banyak. Jadi efek langsungnya memang ada," papar dr Sita.

(pah/up)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Minggu, 02 Juni 2013

Yuk Dipantau! Kominfo Sudah Imbau Hari Ini TV dan Radio Bebas Iklan Rokok

Jakarta, Larangan iklan dan sponsor rokok menjadi tema peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2013 hari ini. Sebagai bentuk dukungan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengimbau TV dan Radio di Indonesia untuk bebas iklan rokok.

Imbauan yang disampaikan melalui surat No. 338/M.KOMINFO/PI.03.04/05/2013 ini telah disampaikan kepada Lembaga Penyiaran Radio dan Televisi di seluruh Indonesia. Surat tersebut ditembuskan juga ke presiden dan berbagai organisasi penyiaran.


"Dalam rangka memperingati Hari Anti Tembakau Sedunia tersebut, Menteri Kominfo menghimbau kepada lembaga penyiaran radio dan televisi untuk tidak menyiarkan iklan rokok pada tanggal 31 Mei 2013," tulis Kepala Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto dalam rilisnya.


Menurut Gatot, sejauh ini tidak ada komplain atau penolakan dari para pengelola media yang masuk ke Kementerian Kominfo. Karena sifatnya cuma imbauan, memang tidak ada kewajiban bagi para pengelola media untuk merespons surat tersebut.


Nemun demikian, Gatot berharap imbauan itu dipatuhi sebagai bentuk dukungan terhadap peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang ditetapkan WHO (Organisas Kesehatan Dunia) sejak 1987. Dengan alasan itu pula, Kominfo juga merilis imbauan tersebut ke publik.


"Dengan dimuat juga di situs kominfo.go.id, harapannya masyarakat ikut memantau. Mana yang mematuhi dan mana yang tidak," kata Gatot saat dihubungi detikHealth, Jumat (31/5/2013).


Peringatan hari tanpa tembakau sedunia tahun ini mengambil tema larangan iklan dan sponsor rokok yang dinilai turut mempengaruhi anak dan remaja untuk mulai merokok. Saat ini, beberapa negara termasuk Indonesia dinilai masih longgar terkait regulasi iklan rokok.


(up/up)




Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Kemenkes: Tiap Hari 175 Orang di Indonesia Meninggal karena TB

Jakarta, Memberantas Tuberculosis (TB) atau dikenal juga dengan singkatan TBC tampaknya bukan perkara mudah bagi Kementerian Kesehatan. Meski sudah ada obatnya, korban tewas akibat penyakit ini masih terbilang tinggi.

"TB sudah ada obatnya, pemerintah sudah memberikan layanan, dokter dan rumah sakit juga ada. Tapi tiap hari 175 orang di Indonesia meninggal karena TB," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof Ali Gufron Mukti saat ditemui di "Kick Off" Forum Stop TB Partnership Indonesia, Kamis (30/5/2013).

Banyaknya korban meninggal akibat infeksi TB membuat peringkat Indonesia masih bertahan di posisi 4 dari negara-negara lain di dunia. Di Indonesia sendiri, TB menjadi salah satu penyebab kematian paling banyak bersama dengan penyakit-penyakit lainnya.

"Ini penyebab kematian nomor 2 atau nomor 3 di Indonesia," lanjut Prof Gufron.

Prof Gufron mengakui, pemerintah tidak mungkin berjalan sendirian dalam mewujudkan Indonesia bebas TB. Dibutuhkan kemitraan atau partnership dengan pihak lain termasuk swasta dan masyarakat pada umumnya untuk bersama-sama melawan persebaran TB.

Mengenai resistensi atau kekebalan kuman TB, Prof Gufron mengakui bahwa kasusnya masih banyak dijumpai di Indonesia. Ia mengatakan, solusi untuk mengurangi kasus MDR-TB (Multi Drug Resistance Tuberculosis) adala deteksi dini dan terapi secepatnya.

TB atau dikenal juga dengan singkatan TBC merupakan infeksi paru yang menular melalui droplet atau bercak dahak yang keluar saat batuk, dan tidak menular lewat alat makan. Dengan pengobatan teratur, infeksi ini bisa disembuhkan dan dicegah penularannya.

Namun karena pengobatannya berlangsung dalam jangka panjang, tidak jarang pasien merasa bosan atau putus asa lalu berhenti alias DO (drop out). Kondisi ini memicu resistensi atau kekebalan, sehingga kuman TB menjadi lebih sulit disembuhkan.

(up/mer)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Ini Langkah Kemenkes Biar Virus Corona Tak Masuk Indonesia

Jakarta, Setelah mewabah di Timur Tengah lalu meluas hingga ke negara-negara di Eropa, virus corona mulai diwaspadai juga oleh pemerintah Indonesia. Kementerian Kesehatan mengakui, risiko masuknya virus baru tersebut ke Indonesia memang ada.

"Kemungkinan masuk ke Indonesia juga ada. Karena banyaknya mobilitas warga Indonesia ke Timur Tengah," kata Prof Gufron saat ditemui dalam acara "Kick Off" Forum Stop TB Partnership Indonesia di Energy Bulding, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Kamis (30/5/2013).

Diakui oleh Prof Gufron, virus baru yang mirip dengan penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) ini memang belum ada vaksinnya. Namun langkah pencegahan tetap dilakukan dengan memberikan imbauan-imbauan antara lain kepada para calon jamaah haji.

Salah satu imbauan yang disampaikan adalah untuk menjaga kebugaran supaya daya tahan tubuhnya bisa menangkal risiko penularan. Vaksinasi untuk penyakit lain tetap diberikan, seperti vaksin meningitis seperti yang sudah diwajibkan selama ini.

"Bagaimana orang Indonesia agar tingkat kesehatannya, imunitasnya jadi lebih tinggi. Perilaku hidup bersih sehat ini yang kita dorong, agar tidak kelelahan dan tidak terinfeksi corona virus," tambah Prof Gufron.

Virus corona atau lengkapnya novel coronavirus (nCoV) merupakan virus yang mirip dengan penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Tahun lalu, virus ini sempat mewabah di wilayah Timur Tengah dan sekarang mencuat lagi setelah memakan menewaskan seorang paien pria di Prancis.

(up/mer)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Sabtu, 01 Juni 2013

Kemenkes: Perokok Remaja di Indonesia Naik 12 Kali Lipat dalam 12 Tahun

Jakarta, Merokok sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat perkotaan saat ini, termasuk remaja dan anak-anak. Menurut data Kemenkes, sejak tahun 1995-2007, jumlah perokok remaja meningkat hingga 12 kali lipat.

"Sangat mengenaskan melihat data seperti ini. Generasi muda pun kini sudah mulai terpengaruh dan melakukan kebiasaan merokok," ungkap Dr Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI

Hal itu disampaikannya dalam acara seminar dan diskusi publik 'Urgensi Pelarangan Iklan Rokok dalam RUU tentang Penyiaran dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Masyarakat' yang diadakan di Ruang GBHN Nusantara V, Gedung MPR-DPR, Jl Jend Gatot Subroto, Kamis (30/5/2013).

Menurut data Kemenkes, disampaikan oleh Dr Ekowati bahwa pada tahun 1995 jumlah perokok anak dan remaja berusia 10-14 tahun di Indonesia mencapai 71.126 orang. Angka ini kemudian meningkat 6 kali lipat menjadi 426.214 pada tahun 2007.

Padahal, anak dan remaja yang sudah mulai merokok saat usia dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit-penyakit berbahaya dan mematikan.

"Anak wajib dilindungi oleh negara karena terkait dengan hak anak untuk dapat hidup, tumbuh, dan berkembang secara optimal, seperti diatur dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 28B ayat 2," ujar Dr Sumarjati Arjoso, SKM, Ketua Kaukus Kesehatan DPR RI, dalam acara yang sama.

Untuk itu, pemerintah memiliki peran penting untuk turut serta mengendalikan penjualan rokok, termasuk di antaranya mengendalikan iklan rokok. Sebab, 77 persen remaja berpendapat bahwa iklan rokok memberikan pengaruh yang besar untuk mencoba rokok.

Selain itu, Dr Sumarjati juga menyampaikan pentingnya peran keluarga, terutama orang tua. Jika sejak kecil anak melihat salah satu orang tuanya merokok, maka saat dewasa ia cenderung akan merokok juga.

"Pengendalian rokok dalam lingkup remaja juga akan mengurangi risiko penyakit anak yang timbul akibat paparan asap rokok atau perokok pasif," imbuh Dr Ekowati.

(up/mer)

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

Konsultasi Dokter Gigi (drg)

Prof.DR. Agus Firmasnyah, Dr.,Sp.A(K)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Perusahaan Non-Rokok Sponsori Olahraga? Menpora: Mengapa Tidak?

Jakarta, Selama ini banyak kegiatan olahraga di Indonesia yang menggantungkan diri pada sponsor industri rokok. Soal kemungkinan sponsor non-rokok, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan mungkin saja.

Roy Suryo menyampaikan hal itu dalam acara Danone Nations Cup yang bertempat di The Ritz Carlton Hotel Jakarta dan ditulis pada Jumat, (31/5/2013). Roy mengatakan bahwa mengapa tidak untuk didukung perusahaan selain rokok.

"Ini bagus sekali. Saya selalu support seperti perusahaan Danone, selain itu ada perusahaan kertas Sinar Dunia juga," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa sudah ada beberapa pertandingan olah rahga yang tidak disponsori oleh rokok seperti di Jawa Tengah Bank Pembangunan Daerah (BPD) sudah turut serta, selain itu perusahaan makanan ringan pun telah mengambil bagian.

"Saya berharap lebih banyak lagi masuk sponsor lain," katanya.

Memang menurutnya tidak mudah untuk melakukan hal tersebut. Oleh karenanya saat ini pria berkumis ini sedang gencar-gencarnya mengajak perusahaan telekomunikasi untuk bergabung.

"Saya juga sudah mulai mengajak bicara perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Memang tidak bisa di-cut langsung untuk perusahaan yang kurang baik untuk kesehatan," tuturnya.

Jadi, memang tidak ada yang tidak mungkin. Asalkan satu persatu perusahaan non-rokok masuk dan turut bergabung untuk mensponsori setiap pertandingan olahraga di Indonesia.

(up/up)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Selama 15 Tahun, Pria Ini Tak Sadar Ada Pensil di Dalam Kepalanya

Jakarta, Seorang pria di Afghanistan hidup selama 15 tahun tanpa mengetahui bahwa ada sebatang pensil bersarang di kepalanya. Beruntung otaknya tidak mengalami kerusakan yang parah. Batang pensil sepanjang 10 cm tersebut kini sudah berhasil diambil oleh dokter di Jerman.

Pria berusia 24 tahun yang tak disebutkan namanya ini awalnya mengalami sakit kepala yang parah selama bertahun-tahun. Belakangan, gejalanya makin memburuk disertai pilek yang tak kunjung sembuh dan penglihatan pada salah satu matanya memburuk.

Tak tahan dengan penyakitnya, dia memutuskan untuk mencari bantuan dokter di tahun 2011 lalu. Ternyata, hasil pemindaian tomografi komputer menemukan di dalam kepala pria tersebut bersarang pensil yang melintang dari sinus ke faring, bahkan telah melukai sebagian rongga matanya.

Terang saja para dokter kaget mendapati hal ini. Ketika ditanya, pria tersebut mengaku tidak tahu menahu bagaimana bisa ada pensil yang bisa masuk ke dalam kepalanya. Namun yang dia ingat, ketika masih kanak-kanak, dia pernah pingsan dan mengalami mimisan yang parah.

Seperti dilansir Counsel and Heal, Kamis (30/5/2013), pria tersebut lalu menjalani operasi di Aachen University Hospital di Jerman untuk mengambil pensil dari dalam kepalanya. Dalam konferensi kedokteran di Essen, Jerman, profesor Frank Hoelzle dari Aachen University mengatakan bahwa kini pria tersebut sudah pulih.

Dalam presentasinya, selain menunjukkan kasus tersebut, Prof Frank juga mengatakan bahwa tidak ada efek samping yang dialami pria Afghanistan tersebut akibat operasi dan pengobatan yang dilakukan oleh timnya.

(pah/up)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan