Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Hubungi kami di 081321161101 untuk informasi lanjut. email: alkesritel@yahoo.com. website: supplyalkes.blogspot.com.

Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Kami melayani penjualan retail dan partai besar.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp 08122011619,
email: himawanucep@yahoo.com
website: supplyalkes.blogspot.com.

Minggu, 31 Maret 2013

Kesulitan Kontrol Diri & Buat Keputusan? Berolahraga Saja

Jakarta, Jika Anda menemukan kesulitan mengontrol diri dan membuat keputusan, mungkin yang Anda perlukan adalah menggiatkan olahraga. Penelitian di Belanda menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang tinggi dapat merangsang fungsi otak yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.

Para peneliti mengevaluasi data dari 24 studi yang mempelajari efek olahraga terhadap fungsi otak dalam tiga kelompok peserta, yaitu antara kelompok usia 6-12 tahun, 13-17 tahun, dan 18-35 tahun. Dari semua kelompok usia, olahraga tampaknya telah meningkatkan fungsi otak dan juga memiliki efek positif sederhana terhadap kontrol diri di semua kalangan usia.


Penemuan ini sangat penting bagi anak-anak dan remaja yang perlu berolahraga agar kemampuan akademisnya meningkat. Sedangkan anak-anak, remaja, dan orang dewasa dapat mendapatkan manfaat ekstra dari oleharaga yaitu mampu mengontrol diri.


Olahraga diketahui dapat meningkatkan rangsangan pada korteks prefrontal otak, sehingga hal ini dapat membuat seseorang dapat mempertahankan kontrol diri yang lebih baik. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan aliran darah ke daerah otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan memori, berkonsentrasi, dan membuat keputusan.


Tubuh yang bugar membuat otak lebih cemerlang, sehingga Anda tidak akan merasa mengalami kesulitan dalam membuat keputusan meski dihadapkan pada pilihan yang rumit. Dengan kata lain, seseorang akan terhindar dari penurunan fungsi otak, yang merupakan gejala penyakit demensia, jika dirinya rajin berolahraga.


"Mengingat gaya hidup masa kini yang lebih banyak menetap di tempat, misalnya bekerja di depan komputer, menonton TV, bermain video game, dan bahkan makanan pun dapat diantarkan ke rumah Anda melalui jasa pesan antar, membuat seseorang kurang beraktivitas dan meningkatkan risiko demensia," tulis peneliti.


Penelitian tersebut dipublikasikan secara online dalam British Journal of Sports Medicine, seperti dilansir dari The Doctor Will See


Sumber Detik




Alat Laboratorium

Berkat Percaya Mitos, Kampung Adat Banceuy Bebas dari BAB Sembarangan

Subang, Aturan adat atau kepercayaan terhadap mitos tertentu seringkali membuat masyarakat lebih sulit untuk mengubah kebiasaan lamanya. Tapi di Kampung Banceuy, kepercayaan terhadap adat dan mitos justru membuat desa ini bebas dari perilaku buang air besar (BAB) sembarangan.

Kampung Banceuy di Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Subang, jauh dari fasilitas air bersih. Warga harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air guna keperluan minum. Tak heran bila kebutuhan air dan jamban untuk buang hajat bukan jadi prioritas.


Mayoritas masyarakat Kampung Banceuy BAB sembarangan. Ada yang di selokan, parit, kebun atau sungai. Kondisi ini tentu sangat mencemari lingkungan dan membawa dampak buruk pada kesehatan.


Tapi itu cerita beberapa tahun yang lalu, sebelum Kampung Adat Banceuy di desa Sanca ini dinyatakan sebagai desa ODF (Open-Defecation Free atau bebas dari BAB sembarangan). Sejak Juni 2011, seluruh rumah tangga di kampung ini sudah memiliki jamban sendiri, bahkan lebih cepat dari daerah-daerah lainnya di Subang.


"Dulu sebenarnya menderita dengan kondisi seperti itu (BAB sembarangan). Dulu kalau mau BAB sebelum ada air bersih masuk ke rumah, harus berlari ke selokan, ada juga yang ke kebun-kebun. Sebenarnya perilaku seperti itu juga sudah jadi sindirin, sampai ada pantunnya (untuk menyindir orang yang BAB di kebun)," papar Rohensi, Ketua RW dan tokoh adat di Kampung Banceuy, saat ditemui dalam rangka kunjungan 'Hari Air Sedunia 2013' di Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, dan ditulis pada Kamis (21/3/2013).


Rohensi menuturkan sebenarnya tahun 1992 desanya pernah mendapat bantuan pipa besi dari UNICEF untuk mengalirkan air dari gunung ke tangki penampungan yang lebih dekat dengan rumah warga. Namun dalam beberapa tahun pipa besi tersebut mulai berkarat dan malah mencemari air.


Dinas Kesehatan setempat akhirnya menyarankan untuk menggunakan pipa PVC. Dan dengan swadaya masyarakat, dibuatlah tangki-tangki yang bisa menghubungkan air langsung ke rumah-rumah warga.


Tak hanya itu, Dinas Kesehatan pun memberikan arahan pada warga untuk membuat jamban di rumah sendiri. Untuk sebagian daerah, arahan ini mendapat pertentangan dari beberapa warga karena memang tidak mudah mengubah kebiasaan BAB sembarangan yang sudah berlangsung lama. Tapi bagi desa Sanca, hanya butuh 2 bulan menuju ODF.


"Tadinya ada 52 KK yang tidak punya akses (jamban), tapi dalam 2 bulan sudah punya semua," jelas Teti Sukaeti (34 tahun), Kader Desa Sanca.


Desa Sanca sebenarnya bukanlah termasuk desa yang diintervensi oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat. Terlebih lagi, desa ini masih dikenal dengan adatnya yang sangat kental. Namun perubahan drastis justru terjadi pada desa yang masih terikat adat.


"Jadi di adat sini, pamali kalau wanita dan anak-anak keluar rumah malam-malam, apalagi wanita hamil. Nah, kalau mau BAB kan susah, jadinya ada yang pakai kantong kresek. Jadi pamali itu yang memicu masyarakat untuk bikin jamban sendiri," tutur Teti dengan logat Sundanya yang kental.


Namun kepercayaan ini justru jadi pemicu yang kuat bagi warga di Kampung Banceuy, desa Sanca, untuk membuat jamban sendiri di dalam rumah. Kepercayaan adat membuat program pemerintah untuk sanitasi yang baik bagi masyarakat lebih mudah terpenuhi.


"Dengan punya jamban sendiri, menurunkan angka penyakit yang terkait BAB sembarangan. Sekarang kejadian diare berkurang, gatal-gatal berkurang," tutup Teti.




Sumber Detik




Alat Laboratorium

Hipertensi Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer

Jakarta, Tekanan darah tinggi atau hipertensi ternyata bukan hanya menjadi faktor risiko terhadap penyakit jantung dan stroke saja, tetapi juga terkait dengan penyakit Alzheimer. Sebuah penelitian menemukan bahwa hipertensi menyebabkan penumpukan plak di otak yang menjadi indikasi Alzheimer.

Penyakit Alzheimer adalah sindrom degeneratif dan progresif yang menyebabkan gangguan berpikir dan menurunnya daya ingat. Penumpukan plak yang berupa protein amyloid pada otak, diduga sebagai penyebabnya dan akan memburuk seiring bertambahnya usia.


Penelitian tersebut merupakan bagian dari Dallas Lifespan Brain Study, yaitu sebuah studi komprehensif yang mempelajari penuaan otak pada sekelompok besar orang dewasa dari segala usia. Tim peneliti merekrut 147 peserta yang berusia 30 sampai 89 tahun untuk menjalani serangkaian tes.


Tes tersebut berupa uji kognitif, magnetic resonance imaging (MRI) dan pencitraan PET, dengan menyuntikkan Amyvid, yaitu senyawa yang dapat melakukan perjalanan ke otak dan mengikat protein amiloid. Sehingga memungkinkan para peneliti untuk memvisualisasikan jumlah plak amiloid.


Peneliti selalu mengukur tekanan darah dari peserta penelitian setiap kali melakukan kontrol. Kemudian peneliti mengelompokkan peserta yang tekanan darahnya diketahui melebihi batas sehat atau didiagnosis dokter dengan hipertensi.


Peserta dengan tekanan darah tinggi kemudian dibagi ke dalam 2 kelompok, kelompok pertama adalah yang mengambil obat anti-hipertensi dan kelompok lainnya tidak mengambil obat-obatan apapun. Peneliti menemukan bahwa sekitar 20 persen dari pasien hipertensi tersebut termasuk dalam kelompok risiko genetik Alzheimer, yang memiliki penumpukan amyloid.


Hasil yang paling mencolok dari studi ini adalah bahwa orang dewasa dengan hipertensi tanpa pengobatan juga membawa faktor risiko genetik untuk penyakit Alzheimer, karena menunjukkan tingkat amiloid jauh lebih tinggi daripada semua kelompok lainnya.


Sedangkan pasien yang mengambil obat anti-hipertensi, meskipun memiliki risiko genetik sekalipun, memiliki tingkat plak amiloid yang setara dengan peserta penelitian tanpa hipertensi atau risiko genetik.


Studi ini menunjukkan bahwa pengendalian hipertensi secara signifikan dapat mengurangi risiko mengembangkan penumpukan amiloid, bahkan pada orang dengan risiko genetik dan pada orang dewasa sehat yang lebih tua sekalipun.


"Masih diperlukan studi jangka panjang terhadap lebih banyak orang untuk memastikan bahwa penggunaan obat hipertensi tersebut menurunkan tingkat amiloid," terang Dr. Karen Rodrigue, asisten profesor di UT Dallas Center for Vital Longevity (CVL), yang memimpin penelitian tersebut.


Namun demikian, temuan ini menjadi pengetahuan awal bagaimana tekanan darah tinggi atau hipertensi terkait dengan penyakit Alzheimer. Tumpukan amiloid pada orang dengan hipertensi kronis, diduga dapat menghalangi aliran darah ke otak dan meningkatkan risiko Alzheimer.


Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Neurology JAMA, yang sebelumnya dikenal dengan jurnal Archives of Neurology, seperti dilansir MedIndia, Kamis (21/3/2013).




Sumber Detik




Alat Laboratorium

Sabtu, 30 Maret 2013

Polisi Diharap Turun Tangan Ikut Atasi Perokok Bandel

Jakarta, Meski sudah disediakan tempat khusus merokok, namun masih banyak saja orang yang bandel merokok sembarangan. Di angkutan umum hingga di pinggir-pinggir jalan, para perokok masih bandel ngebul sembarangan.

Dalam rangkaian kampanye anti rokok, aktivis anti rokok dari India, dr Pankaj Chaturverdi MBBS,MS,FAIS, FIC mengajak dokter dan polisi untuk membantu pengendalian rokok di masyarakat. Berdasarkan pengalamannya di India yang disebutnya masih satu budaya dengan Indonesia, ia ingin memperluas kampanye ini untuk mengendalikan peredaran tembakau pada masyarakat Indonesia.


"Saya memiliki gelar kedokteran, tetapi saya tidak dapat menyelamatkan perokok. Maka saya mengajak bapak dan ibu polisi, walaupun Anda tidak memiliki gelar dokter namun Anda dapat menyelamatkan jutaan jiwa," ujar dr Pankaj.


Hal itu disampaikan dia dalam acara Round Table Discussion bersama dengan tema Menyatukan Suara Dokter dan Korban dalam Perjuangan Pengendalian Rokok di Indonesia, di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jl Tirtayasa Raya No 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Kamis (21/3/2013).


Indonesia tercatat sebagai peringkat pertama dari 16 negara yang disurvei dengan tingkat prevalensi perokok aktif tertinggi yaitu 67,4 persen untuk laki-laki dan 4,5 persen untuk perempuan. Artinya sekitar 60 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif.


Dijelaskan dia, nikotin merupakan bahan adiksi paling kuat candunya setelah morfin, heroin, alkohol, ganja, dan kopi. Nah, dalam hal ini perokok pasif lebih dirugikan daripada perokok aktif.


Asap rokok mengandung berbagai macam arsen yang dapat masuk ke tubuh. Hanya dengan sekali hisap maka zat-zat tersebut dapat merusak seluruh sel tubuh.


Ia juga menuturkan bahwa rata-rata pasiennya baru bisa dan mau memutuskan untuk berhenti merokok setelah mendapatkan vonis kanker. "Obat merokok hanya satu, kanker," ucap dr Pankaj.


Dalam acara yang sama, aktivis anti rokok, dr Hakim Sorimuda Pohan, SpOG menyebut
rokok adalah ancaman global untuk seluruh dunia. "Ibu hamil yang duduk disebelah suaminya yang merupakan perokok aktif memiliki kemungkinan besar melahirkan prematur atau mengidap kanker mulut rahim," terangnya.


Dia menjelaskan ketika terjadi pembakaran rokok, perokok aktif akan menghisap lalu menghembuskannya kembali. Sedangkan perokok pasif menghirup 2 kali lebih banyak zat yang dikeluarkan setelah dihisap maupun asap akibat pembakaran rokok yang tidak dihisap oleh perokok aktif.




Sumber Detik




Alat Laboratorium

Inilah 5 Hal yang Bikin Pria Rentan Osteoporosis

Jakarta, Osteoporosis atau pengeroposan tulang biasanya menyerang wanita. Wanita banyak mengalami hal ini bisa jadi karena kekurangan kalsium pada masa muda dan ini adalah salah satu akibat dari menstruasi atau sudah mengalami menopause. Banyaknya wanita yang terkena osteoporosis ternyata tidak menutup kemungkinan pria mengalaminya.

Dalam keadaan normal, pria memiliki cadangan kalsium di dalam tubuh, setidaknya mereka tidak kehilangan kalsium sebanyak wanita karena perdarahan menstruasi. Tetapi, tetap saja pria memiliki potensi dalam hal ini.


Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa pria bisa rentan terhadap osteoporosis dikutip dari boldsky, Rabu (20/3/2013).


1. Kekurangan Vitamin D
Yang perlu diketahui adalah tubuh tidak akan mendapatkan cukup vitamin D jika Anda tidak terkena sinar matahari. Tanpa kehadiran vitamin D, kalsium tidak bisa diserap ke dalam tulang, ditambah lagi gaya hidup saat ini sangat memungkinkan pria terkena osteoporosis.


2. Kekurangan Kalsium
Perempuan menyadari bahwa osteoporosis mungkin mempengaruhi mereka, sehingga wanita sangat memerhatikan komposisi makanan yang mengandung kalsium, khususnya dalam menu diet. Sedangkan pria jarang memerhatikan hal ini, inilah yang menjadi peluang mereka terkena osteoporosis.


3. Merokok
Kebiasaan yang satu ini tidak lepas dari pria. Padahal ini justru memicu pria menjadi lebih rentan terhadap masalah kesehatan tulang. Perokok, baik itu laki-laki atau perempuan, disarankan untuk lebih bertanggung jawab memenuhi kekurangan kalsiumnya dibandingkan mereka yang tidak.


4. Gangguan Ginjal Kronis
Jika Anda memiliki kondisi ginjal yang tidak normal, tubuh akan kehilangan kalsium lebih dari biasanya. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan hormon testosteron yang dihasilkan dalam tubuh. Padahal hormon ini membantu melindungi kepadatan tulang, jika kepadatannya hilang maka tulang menjadi rapuh.


5. Umur
Semakin dimakan usia, sistem tubuh akan goyah. Pria di atas 60 tahun sangat memiliki kemungkinan terkena osteoporosis. Pria akan kehilangan lebih banyak kalsium pada usia lanjut.


Selain hal-hal tersebut, kurangnya olahraga dan obesitas juga dapat memicu osteoporosis. Berat badan yang berlebih akan menyebabkan tekanan pada tulang, apalagi jika kurang olahraga.


Untuk itu perkaya makanan Anda dengan sumber kalsium yang cukup dan rajinlah berolah raga. Jika Anda adalah pria di atas 50 tahun, sangat disarankan untuk melakukan tes skrining tulang rutin.




Sumber Detik




Alat Laboratorium

Astaga! 180.000 Kematian di Dunia Disebabkan Minuman Berpemanis Buatan

Jakarta, Minuman yang sarat gula, terutama pemanis buatan seperti soda, minuman energi dan jus kalengan telah lama diketahui berdampak negatif terhadap kesehatan. Bahkan baru-baru ini sebuah studi mengungkap jika minuman ini tercatat telah mengakibatkan 180.000 kasus kematian di penjuru dunia.

Secara rinci, studi yang dipresentasikan pada pertemuan American Heart Association tersebut mengungkap bahwa minuman berpemanis buatan dikaitkan dengan 133.000 kematian akibat diabetes, 6.000 kematian karena kanker dan 44.000 kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung.


"Di AS saja, studi kami menemukan 25.000 kematian akibat konsumsi minuman berpemanis buatan pada tahun 2010," tandas peneliti Gitanjali M. Singh, Ph.D. dari Harvard School of Public Health seperti dilansir huffingtonpost, Kamis (21/3/2013).


Temuan ini didasarkan pada data Global Burden of Disease tahun 2010 yang mengamati konsumsi minuman berpemanis buatan di berbagai negara. Namun pengaruh minuman berpemanis buatan pada satu kawasan berbeda dengan kawasan lainnya.


Misalnya di Ameria Latin dan Kepulauan Karibia, kematian akibat minuman berpemanis buatan sebagian besar dikaitkan dengan penyakit diabates yaitu sebesar 38.000 kasus. Sedangkan kematian akibat penyakit jantung tertinggi ditemukan di negara-negara Eropa Timur, Eropa Tengah dan Asia dengan jumlah mencapai 11.000 kasus.


Selain itu, Meksiko tercatat sebagai negara dengan tingkat kematian akibat minuman berpemanis buatan tertinggi diantara 15 negara dengan penduduk terbanyak yang diamati dalam studi ini. Jumlah kematiannya mencapai 317 kasus dari setiap satu juta penduduk dewasa di negara tersebut.


Untuk negara dengan tingkat kematian karena konsumsi minuman berpemanis buatan terendah disabet oleh Jepang yang tercatat hanya memiliki 10 kasus setiap satu juta penduduk.




Sumber Detik




Alat Laboratorium

Hirup Aroma Minyak Zaitun Bisa Bikin Anda Tahan Lapar

Jakarta, Kalau sudah lapar, apa saja makanan di hadapan Anda pasti langsung dilahap habis. Padahal mungkin Anda sedang diet atau berada di jam-jam rawan di mana lemak mudah menumpuk di dalam tubuh.

Beruntung baru-baru ini sekelompok peneliti dari Jerman menemukan bahwa menghirup aroma minyak zaitun saja sudah dapat membantu Anda merasa lebih kenyang, sehingga terhindar dari ngemil atau makan makanan yang tak sehat.


Peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi minyak zaitun ataupun ekstrak dari aromanya dilaporkan mengalami peningkatan kadar serotonin dalam tubuh. Serotonin merupakan hormon yang memberikan sinyal pada otak bahwa seseorang merasa kenyang.


"Banyak orang yang mengaitkan antara aroma minyak zaitun yang kuat dengan aroma makanan. Lagipula ekstrak aromanya juga dapat merangsang reseptor di dalam usus untuk melepaskan serotonin," terang salah satu peneliti Robin Dando, Ph.D., asisten profesor dari Cornell University, AS.


Sejumlah studi lainnya juga menunjukkan bahwa aroma makanan lain seperti stroberi dan pisang dapat memicu perasaan kenyang, sama halnya dengan minyak zaitun.


Tapi jangan sekali-kali gunakan stok minyak zaitun lama. Seperti dilansir dari menshealth, Kamis (21/3/2013), menurut studi ini, semakin baru minyaknya akan semakin baik karena kekuatan antioksidan yang dikandungnya lebih besar sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL yang dapat membersihkan pembuluh darah.



Sumber Detik




Alat Laboratorium

Jumat, 29 Maret 2013

Pria Ini Selamat dari Kebutaan Setelah Matanya Disuntik Virus

Bristol, Inggris, Biasanya tak banyak yang bisa dilakukan dokter untuk mengobati kebutaan, apalagi yang disebabkan oleh penyakit keturunan. Tapi bukan berarti tak ada harapan bisa memiliki penglihatan yang normal. Contohnya seorang pria di Inggris selamat dari kebutaan setelah dokter menyuntikkan virus ke matanya.

Nick Tuftnell (36 tahun) adalah seorang konsultan IT dari Bristol, Inggris. Sejak dulu, ia mengetahui ada kelainan penglihatan yang diwariskan dalam keluarganya. Salah satu contoh, kakeknya memiliki gangguan penglihatan dan sering ia temani saat beraktivitas di luar.


Saat usianya mencapai 17 tahun dan mendapat SIM, Nick memeriksakan diri ke dokter mata yang juga menangani kakeknya di Rumah Sakit Mata Moorfields di London. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Nick memiliki penyakit yang sama dengan kakeknya, yaitu Choroideremia.


Penyakit tersebut menyerang choroid, lapisan pembuluh darah yang memasok retina atau lapisan peka cahaya pada mata. Akibat penyakit ini, koroid mengalami kerusakan sehingga mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi. Sel retina perlahan-lahan akan mati dan akhirnya menyebabkan kebutaan.


"Penyakit ini disebabkan oleh adanya gen yang rusak dan diturunkan dalam keluarga, sebagian besar mempengaruhi pria. Tidak ada pengobatan untuk mengatasi penyakit ini. Meskipun demikian, kakek saya masih bisa mengemudi di usia 60 tahun. Jadi bisa dibilang, perkembangan penyakit ini sangat lambat," terang Nick seperti dilansir Daily Mail, Kamis (21/3/2013).


Nick harus melakukan pemeriksaan setiap 3 tahun sekali. Ketika berusia 24 tahun, dokter mengatakan bahwa penglihatannya memburuk sedemikian parah sehingga tak bisa disembuhkan lagi. Nick sendiri tidak merasakan ada gangguan karena kerusakannya terjadi secara bertahap.


Bagian luar retina adalah yang pertama kali mengalami kerusakan sehingga merusak penglihatan tepi. Beberapa tahun berikutnya, penglihatan Nick semakin memburuk. Ia kesulitan melihat di tempat yang remang. Jika buru-buru, dia akan menabrak benda-benda di sekitarnya.


Paman Nick yang merupakan seorang dokter umum ternyata memiliki 2 orang anak dengan penyakit yang sama dengan Nick. Ia mengetahui bahwa Profesor Robert MacLaren dari Universitas Oxford sedang melakukan percobaan pertama di dunia untuk mengobati choroideremia.


Caranya adalah menyuntikkan gen yang sehat ke bagian belakang retina untuk menghentikan penyakit, bahkan dapat meregenerasi sel-sel yang mati. Gen tersebut diperoleh dari miliaran virus yang direkayasa secara genetika. Nick tertarik dan menawarkan diri diobati Prof MacLaren pada tahun 2010.


"Kami merekayasa virus untuk membawa salinan sehat dari gen yang rusak. Kemudian virus itu bertindak seperti pengebom siluman dan tidak terdeteksi melalui sel-sel retina dan koroid. Virus ini kemudian sangat cerdik menggabungkan gen yang hilang ke dalam DNA di koroid dan sel-sel retina, yang memungkinkan mereka membuat protein yang hilang," kata prof MacLaren.


Karena terapinya masih amat baru, prof MacLaren hanya mengobati mata kiri terlebih dahulu karena takut ada risiko infeksi. Ia perlu melepaskan retina dari saraf optik untuk menyuntikkan virus. Setelah menjalani operasi selama 90 menit, awalnya Nick merasa penglihatan di mata kirinya kabur, seolah melihat lewat kaca yang berembun.


Tapi beberapa bulan berikutnya, penglihatannya makin membaik hari demi hari. Kini penglihatan pada mata kirinya bahkan lebih baik daripada mata kanan. Karena masih amat baru, Nick tidak tahu apakah ia juga akan menjalani pengobatan yang sama pada mata kanannya.




Sumber Detik




Alat Laboratorium

Urusan Pipis di Malam Hari, Pengaruhnya Bisa Sampai ke Kantor

Jakarta, Beberapa orang mengeluh sering terbangun di malam hari hanya untuk pergi pipis ke kamar mandi. Hati-hati, kalau tidak segera diatasi maka gangguan semacam ini akan sangat mempengaruhi produktivitas para karyawan di tempat kerjanya.

Nocturia atau gangguan sering pipis di malam hari merupakan salah satu penyebab utama berkurangnya produktivitas di tempat kerja. Sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam European Association of Urology di Milan, Italia telah membuktikan hal itu.


Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengamati 261 perempuan dan 385 laki-laki yang sedang mengalami nocturia. Para partisipan tersebut diminta untuk mengisi kuesioner untuk mengungkap produktivitas dan gangguan aktivitas di tempat kerjanya.


Kuesioner tersebut juga mengungkap gangguan kesehatan lainnya yang dialami oleh para responden. Tujuannya adalah untuk membandingkan seberapa besar pengaruh berbagai gangguan kesehatan tersebut dengan performa para responden di tempat kerja.


Hasil analisis atas jawaban para responden menunjukkan bahwa nocturia atau sering pipis di malam hari bisa menurunkan produktivitas 24 persen lebih banyak dibandingkan gangguan lain. Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk beberapa gangguan kesehatan yang menjadi pembanding.


"Nocturia adalah masalah umum yang dialami hampir sepertiga orang dewasa, tapi dampaknya sering diabaikan dan dianggap kurang serius dibanding gangguan kronis lainnya dalam hal kualitas hidup dan cost sosial," kata Prof Philip Van Kerrebroeck dari University of Maastricht seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (18/3/2013).


Menurut Prof Philip, nocturia tidak hanya mengurangi kualitas tidur secara langsung tetapi juga secara tidak langsung mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan. Produktivitas di siang hari berkurang karena kualitas tidurnya tidak optimal di malam hari.



Sumber Detik




Info Alkes

Jangan Sembarangan Pakai Tusuk Gigi, Ini Pemakaian Amannya

Jakarta, Bagi beberapa orang, setelah makan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Bukan cuci piring, tapi mencungkil sisa makanan yang menyempil di sela-sela gigi. Eit, tapi jangan sembarangan pakai tusuk gigi ya.

"Boleh saja pakai tusuk gigi, tapi untuk yang sifatnya lokal, tidak di sela gigi tapi di perbatasan gigi dan gusi," Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) DR drg Zaura Rini, MDS.


Hal itu disampaikan dia dalam talkshow dalam rangka hari kesehatan gigi dunia 2013 yang digelar Pepsodent di Hotel Mulia, Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2013).


Saat akan menggunakan tusuk gigi, pilihlah yang penampangnya segitiga. Selain itu jangan mencungkil sisa makanan sampai gusi berdarah.


"Seharusnya saat seseorang mulai butuh tusuk gigi, tandanya dia harus ke dokter gigi," sambung ibu dua anak ini.


Bagaimana dengan pemakaian dental floss? "Dental floss harus dipakai rutin, mau ada makanan yang selip atau tidak. Sebab ada bagian di mana bulu sikat gigi tidak bisa menembusnya," terang drg Zaura.




Sumber Detik




Info Alkes

Kamis, 28 Maret 2013

Ketahui Fakta Ini Biar Angkat Beban Jadi Lebih Menyenangkan

Jakarta - Angkat beban merupakan salah satu latihan yang dianggap paling menyiksa, sehingga banyak yang malas melakukannya. Padahal tidak semua anggapan negatif itu benar. Angkat beban juga bisa lebih menyenangkan kalau sudah terasa hasilnya.

Mengetahui mana mitos dan mana fakta adalah salah satu langkah awal paling tepat untuk memperbaiki hasil dari latihan angkat beban. Jika hasil atau target cepat tercapai, tentu latihan akan terasa lebih menyenangkan dan tentunya memuaskan.

Berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar angkat beban seperti dikutip dari Foxnews, Senin (18/3/2013).



Sumber Detik



Info Alkes

Mesin Ini Membuat Hati Tetap Hidup di Luar Tubuh Sebelum Dicangkokkan

Jakarta, Melakukan transplantasi organ bukanlah hal yang mudah. Ada ribuan pasien yang mengisi daftar tunggu untuk mendapat organ, namun hanya sedikit yang berhasil memperolehnya. Organ yang sudah tersedia pun bisa rusak jika dibiarkan terlalu lama. Beruntung kini ada alat yang bisa menjaga organ tersebut tetap awet.

Sebelumnya dokter menggunakan es untuk mengawetkan organ yang akan dicangkokkan. Namun prosedur ini terkadang bisa merusak organ dan umumnya organ sudah tidak dapat digunakan jika disimpan lebih dari 20 jam. Dengan perangkat baru yang disebut OrganOx, masalah tersebut dapat teratasi.


Percobaan pertama untuk menguji kehandalan alat ini dilakukan pada 2 orang pasien di Rumah Sakit King College. Salah seorang pasien bernama Ian Christie menderita hepatitis C karena terinfeksi virus lewat transfusi darah. Dokter memvonisnya terserang sirosis hati dan memperkirakan usia hidupnya hanya tinggal 12 - 18 bulan.


"Saya merasa begitu hidup. Bahkan dengan rasa sakit dari operasi, Saya merasa lebih baik daripada beberapa tahun belakangan," kata Christie setelah menjalani operasi cangkok hati yang diawetkan dengan OrganOx seperti dilansir Counsel and Heal, Senin (18/3/2013).


Perangkat ini membuat hati tetap terjaga pada suhu tubuh dan memasoknya dengan sel darah merah sehingga seolah-olah berada di dalam tubuh. Dengan adanya pasokan darah, hati tetap dapat menghasilkan air empedu. Mesin ini diperkirakan akan membuat ketersediaan hati untuk transplantasi meningkat sampai 2 kali lipat.


Tentu saja penemuan ini merupakan berita gembira bagi pasien yang membutuhkan donor hati. Tiap tahun, diperlukan 13.000 hati untuk transplantasi di Eropa dan AS. Sayangnya, jumlah pasien yang membutuhkan ada sebanyak 30.000 orang, seperempat lebih di antaranya keburu meninggal sebelum sempat mendapat organ.


"Jika kita bisa memperkenalkan teknologi ini dalam praktek sehari-hari, itu bisa menjadi nyata, akan sangat bermanfaat bagi penggantian hati seperti yang kita tahu," kata Nigel Heaton, direktur operasi transplantasi di rumah sakit King College.




Sumber Detik




Info Alkes

Bukan Tusuk Jari, Ini yang Seharusnya Dilakukan Saat Stroke

Jakarta, Penyakit stroke saat ini bukanlah penyakit yang langka mengingat bagaimana gaya hidup masyarakat saat ini. Stres, jarang berolah raga, minum minuman beralkohol, makan tidak teratur, dan memilih makanan cepat saji sudah menjadi hal biasa. Dan ternyata hal-hal inilah yang memicu penyakit stroke.

Anda pun wajib waspada terhadap gejalanya. Pingsan tiba-tiba atau mengalami kemiringan mulut merupakan salah satu tanda-tanda stroke. Orang-orang seperti ini harus cepat mendapatkan pertolongan pertama.


Namun, tidak sembarangan. Karena salah-salah bisa jadi justru membahayakan pasien. Dalam wawancara dengan detikHealth, Senin (18/3/2013), dr Ahmad Yanuar, SpS, menuturkan tindakan apa saja yang harus segera dilakukan saat ada yang kena stroke.


"Tindakan yang harus dilakukan pertama kali adalah langsung membawa ke rumah sakit. Penderita harus mendapatkan tindakan terapi reperfusi. Reperfusi fungsinya untuk melancarkan pembuluh yang tersumbat tadi. Dalam waktu terdekat dari jam kejadian berlangsung pasien harus langsung mendapatkan tindakan untuk meminimalisasi risiko," jelas dokter saraf dari Universitas Indonesia ini.


Seperti diketahui, penyebab stroke ada dua yaitu penyumbatan dan perdarahan di otak. Penyumbatan ini harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk.


Pasien harus segera mendapatkan pemeriksaan lengkap mengenai kondisinya. Sehingga, tusuk jarum pada jari atau pun tusuk dibagian bawah telinga bukanlah cara yang tepat sebab tidak akan menghilangkan penyumbatan atau perdarahan yang terjadi di otak pasien.


Hal serupa pun ditegaskan oleh dr Fritz Sumantri, SpS. Ia berkata bahwa pasien harus langsung dibawake rumah sakit bukan ditusuk jarum atau hanya membawa ke klinik. "Tidak benar jika pasien tidak boleh dipindahkan ke mana-mana, justru harus segera dibawa ke rumah sakit. Bahaya dari cara tusuk jarum tersebut memang tidak ada, hanya saja jika pasien cepat dibawa ke rumah sakit kemungkinan sembuhnya juga akan cepat dan tidak terlambat penanganannya," katanya.


Nah, bijaklah dalam mengolah informasi dan segera tangani penderita dengan membawanya ke rumah sakit. Namun, akan lebih baik kalau Anda dapat mencegah penyakit ini dengan menjaga pola hidup Anda dari sekarang karena mencegah lebih baik daripada mengobati.




Sumber Detik




Info Alkes

Rabu, 27 Maret 2013

Pola Makan Tak Sehat Bikin Bad Mood Makin Tak Keruan

Jakarta, Saat stres, sejumlah orang akan melampiaskan 'kekesalannya' pada makanan, terutama makanan tak sehat seperti junk food. Tapi sebuah studi baru mengungkap bahwa pada wanita kebiasaan makan yang tak sehat itu justru semakin memperburuk suasana hatinya.

"Dalam studi itu dipaparkan bahwa mahasiswi yang makan makanan tak sehat atau makan di jam-jam yang tak sesuai dengan pola yang seharusnya dilaporkan mood-nya makin memburuk, terutama pada mahasiswi yang peduli terhadap pola dan perilaku makannya," ungkap salah satu peneliti Kristin Heron dari Survey Research Center.


"Sebenarnya memang ada perubahan mood tepat setelah seseorang menunjukkan perilaku makan tak sehat tapi kadarnya kecil. Hanya saja, mood negatif terlihat lebih tinggi secara signifikan setelah munculnya perilaku tersebut," lanjutnya.


Menurut peneliti, orang yang mengalami gangguan pola makan bisa jadi memperlihatkan sejumlah perilaku seperti binge eating (nafsu makan yang sulit dikendalikan hingga seseorang dapat mengonsumsi makanan secara berlebihan pada satu waktu), kehilangan kontrol saat makan atau sebaliknya pembatasan asupan makan.


Sementara mood negatif makin memburuk setelah pola makan tak sehat, mood positif justru tidak mengalami perubahan, baik sebelum atau setelah perilaku tersebut dipelajari oleh peneliti.


Data diambil dengan cara peneliti memberikan sebuah perangkat komputer genggam kepada 131 wanita yang memiliki kebiasaan makan tak sehat dengan kadar tinggi namun peduli terhadap bentuk tubuh dan berat badannya, hanya saja tak mengidap gangguan makan.


Beberapa kali dalam sehari, perangkat itu mendorong partiispan untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang kondisi suasana hati (mood) dan perilaku makannya. "Selama ini yang kami ketahui tentang mood dan perilaku makan itu hanya dari studi-studi yang mempelajari pasien gangguan makan atau studi laboratorium," kata Heron seperti dilansir dari medindia, Senin (18/3/2013).


"Kami pun tertarik untuk mempelajari wanita biasa untuk melihat apakah perubahan mood itu terjadi sebelum atau setelah mereka terlibat dalam pola makan yang tak sehat tersebut," lanjutnya.


Peneliti lain, Joshua Smyth pun mengungkap bahwa studi ini bisa jadi memberikan petunjuk untuk menciptakan program penanganan orang-orang yang bermasalah dengan pola makan dan berat badannya secara lebih baik.


"Studi ini unik karena dapat mengevaluasi mood dan perilaku makan orang-orang dalam keseharian mereka sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai hubungan antara emosi dan aktivitas makan seseorang," pungkasnya.




Sumber Detik




Info Alkes

Awas, Hal-hal Ini dapat Menyebabkan Gangguan Kecemasan

Jakarta, Gangguan kecemasan bukan hanya dipicu oleh situasi yang mengerikan saja. Tetapi beberapa hal sederhana yang merupakan bagian dari keseharian Anda juga dapat memicu gangguan kecemasan, serta mempengaruhi suasana hati.

Berikut adalah beberapa penyebab gangguan kecemasan yang akrab dalam kehidupan Anda sehari-hari dan mungkin tidak Anda sadari, seperti dilansir Ivillage, Senin (18/3/2013) antara lain:


1. Makanan yang mengandung zat aditif: aspartame, pewarna makanan, penyedap rasa
Banyak orang melaporkan bahwa dirinya mengalami perubahan suasana hati dan kecemasan setelah makan makanan yang mengandung pemanis buatan (seperti aspartam dan sirup jagung tinggi fruktosa), pewarna makanan, dan perasa (MSG).


Zat aditif dalam makanan juga terlibat dalam kasus ADHD dan autisme pada anak-anak. Faktanya, pewarna dan pemanis buatan adalah neurotoksin yang dapat mengganggu fungsi sistem normal saraf, sehingga dapat menyebabkan peningkatan gejala kecemasan.


2. Obat-obatan dan suplemen
Obat-obatan yang mengandung kafein, termasuk pereda sakit kepala, migrain, obat batuk, dekongestan, obat asma dan suplemen penurunan berat badan dapat meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan lonjakan perasaan cemas.


3. Sensitivitas makanan
Gejala sensitivitas makanan diantaranya berupa masalah-masalah pencernaan seperti sakit perut dan kesulitan bernafas. Kedua masalah ini dapat menyebabkan kecemasan serta mempengaruhi suasana hati secara langsung.


Sensitivitas terhadap gluten, kedelai, susu, bahkan cokelat, dapat berdampak pada kadar hormon dan bahan kimia otak lainnya yang mengganggu keseimbangan untuk menjaga tubuh dan pikiran agar dapat mengendalikan kecemasan.


4. Melewatkan makan
Pekerjaan yang terlalu sibuk, tidak jarang membuat seseorang melewatkan makan. Selain itu, banyak orang merasa kehilangan nafsu makan ketika dirinya sedang disibukkan oleh suatu pekerjaan dengan tingkat stres tinggi.


Padahal, melewatkan makan dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah dan jika berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kecemasan dan perasaan mudah tersinggung. Sebaliknya, kecemasan juga dapat mempromosikan gula darah yang rendah dan menimbulkan gejala seperti pusing, kebingungan dan kelemahan.


5. Dehidrasi
Sebuah studi yang dilakukan tahun 2009 di Tufts University menemukan hubungan antara dehidrasi dengan suasana hati. Studi ini menemukan bahwa orang yang dehidrasi dilaporkan lebih gampang marah, merasa bingung, tegang dan lelah.


Menjaga tubuh agar tetap terhidrasi sangatlah penting untuk menjaga kelancaran fungsi fisiologis tubuh, termasuk mempercepat proses penyembuhan dan menghilangkan racun. Minum cukup air setiap hari adalah salah satu cara termudah untuk membantu tubuh tetap terhidrasi dan mampu mengontrol saraf.


6. Kafein
Banyak orang memanfaatkan kafein dalam kopi, teh, atau minuman energi untuk mendongkrak semangat dan kewaspadaan. Tetapi jika kadarnya berlebihan dapat menginduksi gangguan kecemasan, dengan meningkatkan detak jantung dan memicu serangan panik.


Terlalu banyak mengonsumsi kafein juga dapat meningkatkan sejumlah gejala kecemasan, seperti telapak tangan berkeringat, telinga berdenging, bahkan perasaan gelisah sepanjang waktu.


7. Rokok, narkoba dan alkohol
Banyak orang yang keliru mengandalkan rokok, minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang agar merasa lebih tenang. Hal ini justru menjadi bumerang, dimana nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.


Selain itu, karbonmonoksida dalam asap rokok juga dapat menyebabkan masalah pernapasan dan meningkatkan kemungkinan serangan panik. Adapun alkohol dan obat-obatan, juga dapat menyebabkan serangan panik dan efek mengganggu pada sistem saraf pusat, sehingga membatasi kemampuan otak untuk menenangkan pikiran dan tubuh.


8. Kekurangan gizi
Vitamin B kompleks, C, dan vitamin E berperan penting dalam fungsi sistem saraf, dan vitamin B mempengaruhi suasana hati dan metabolisme. Magnesium dikenal dapat membantu menghilangkan stres, sehingga kekurangan mineral ini dapat menyebabkan seseorang mudah terserang gangguan kecemasan.


Anda juga membutuhkan selenium, suatu antioksidan penting bagi neurotransmiter di otak untuk membantu mengontrol suasana hati. Dan menurut sebuah studi tahun 2006, orang dengan tingkat asam lemak omega-3 yang lebih rendah, berada pada risiko gangguan kecemasan. Sehingga penuhilah kebutuhan gizi Anda dengan makan makanan bernutrisi seimbang atau dengan tambahan suplemen.


9. Usia
Seiring bertambahnya usia, seseorang memang akan lebih bahagia, tetapi jika Anda berkutat pada peristiwa-peristiwa menyedihkan di masa lalu seperti kematian pasangan, kesehatan yang buruk, memudarnya ingatan, dan bahkan dana pensiun, dapat menyebabkan gangguan kecemasan.


10. Pikiran negatif
Banyak terapis menekankan bahwa pikiran-pikiran negatif yang persisten benar-benar memiliki efek yang merugikan pada kesejahteraan emosional seseorang. Pikiran negatif yang berlebihan justru dapat meningkatkan risiko terhadap kecemasan.


11. Trauma
Seseorang juga kaan lebih mudah mengalami gangguan kecemasan jika selalu dihantui oleh memori atau ingatan yang buruk, dikenal dengan pasca-traumatic stress disorder. Misalnya ketika Anda trauma dengan suara tembakan senapan, suara lain seperti petir atau apapun yang menyerupai suara tembakan akan membuat Anda cemas.


 


Sumber Detik




Info Alkes

Kurang Minum Susu? Awas Risiko Sakit Jantung Mengintai

Jakarta, Tak diragukan lagi pentingnya asupan makanan 4 Sehat 5 Sempurna dengan susu sebagai pelengkap memberikan gizi seimbang bagi tubuh. Lagipula nyatanya susu tak hanya bagus untuk tulang tapi juga untuk jantung. Kok bisa?

Sebuah studi baru dari University of Illinois, AS menemukan bahwa remaja atau anak kuliahan yang hanya mengonsumsi kurang dari 3 porsi produk susu setiap harinya lebih cenderung mengidap sindrom metabolik.

"...dan hanya satu dari empat anak kuliahan yang menjadi responden studi ini yang memenuhi asupan produk susu yang direkomendasikan," ungkap peneliti Margarita Teran-Garcia, profesor di bidang ilmu pangan dan gizi dari University of Illinois.

Artinya kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena tiga-perempat anak kuliahan berusia 18-25 tahun yang menjadi responden studi ini berisiko mengidap sindrom metabolik.

Sindrom metabolik sendiri terjadi ketika seseorang memiliki tiga dari sejumlah faktor risiko sakit jantung yaitu obesitas (terutama pada perut), tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi dan kadar kolesterol serta lipid yang tak sehat. "Padahal jika seseorang memiliki tiga dari empat faktor risiko itu berarti risikonya terkena penyakit jantung dan diabetes tipe 2 menjadi tinggi," terang Teran-Garcia seperti dilansir medindia, Senin (18/3/2013).

Kendati para pakar percaya bahwa konsumsi produk susu dapat melindungi seseorang dari obesitas dan sejumlah masalah kesehatan lain yang menyertai kondisi berat badan berlebih, nyatanya tak ada pakar yang dapat menjelaskan mekanismenya.

"Bisa jadi itu karena kalsiumnya atau proteinnya. Yang jelas apapun mekanismenya, sejumlah bukti mengungkap bahwa susu adalah sarana efektif untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat," kata Teran-Garcia.

Sebagai bagian dari proyek studi kolaborasi antara University of Illinois dan Universidad Aut?noma de San Luis Potos?, Meksiko, dalam studi ini dilibatkan 339 remaja yang tengah mengikuti ujian masuk ke sejumlah perguruan tinggi asal Meksiko yang diminta mengisi sebuah kuesioner tentang frekuensi makan.

Kemudian setiap responden dievaluasi faktor risiko sindrom metaboliknya. Setelah itu, barulah peneliti menganalisis data yang diperoleh dengan mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, riwayat penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 pada keluarga serta kadar aktivitas fisik responden.

Tak hanya itu, peneliti juga memantau perubahan BMI, berat badan dan kebiasaan makan serta olahraga responden dari waktu ke waktu.

Dari situ awalnya peneliti menduga bahwa responden cenderung menggantikan minuman berkalori tinggi dan berpemanis buatan seperti soda dan jus kalengan dengan susu, tapi ternyata hal itu tak terjadi. Faktanya, seperempat responden justru mengonsumsi minuman tersebut disamping juga minum susu sehingga kalorinya menjadi surplus.

Untuk itu, Teran-Garcia menekankan pentingnya membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat sejak dini dan ia melihat studinya ini sebagai salah satu intervensi yang dapat mengubah pola pikir responden.

"Kami peduli kepada mereka karena orang-orang dalam kelompok usia ini jarang berkunjung ke dokter dan bisa jadi mereka tak tahu-menahu jika mereka bermasalah dengan berat badannya, tekanan darahnya, kadar lipid maupun kadar gula darahnya," lanjutnya.

Lagipula menyasar responden muda seperti dalam studi ini dianggap sebagai salah satu pendekatan yang murah-meriah untuk mendorong pentingnya menjaga kesehatan dan penurunan risiko penyakit apapun di masa depan. "Dengan begitu dalam beberapa tahun ke depan, ketika responden kami telah menjadi orang tua, mereka akan mampu menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya," pungkasnya.

(vit/vit)



Sumber Detik



Info Alkes

Perlukah Minum Obat Cacing 6 Bulan Sekali?

Jakarta, Sama halnya dengan periksa ke dokter gigi, dokter biasanya juga menganjurkan untuk minum obat cacing 6 bulan sekali. Namun sudah tepatkah anjuran tersebut?

"Bisa dibilang tepat (minum obat cacing 6 bulan sekali) pada orang-orang yang berisiko kena, terutama di masyarakat kumuh karena angka kejadian cacingan cukup tinggi," tutur DR Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan dari Divisi Gastrologi RSCM, saat berbincang dengan detikHealth, Senin (18/3/2013).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), DR Ari mengatakan angka kejadian cacingan pada masyarakat kumuh di Jakarta cukup tinggi, yakni mencapai 40-45 persen.

Pada pemeriksaan feses dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa banyak masyarakat yang membawa telur cacing di dalam tubuhnya. Maka anjuran minum obat cacing 6 bulan sekali pun dirasa masih tepat diberikan pada golongan masyarakat yang berisiko.

"Pada masyarakat yang berisiko, seperti yang tinggal di pinggir kali, itu (minum obat cacing 6 bulan sekali) sebagai upaya pencegahan," lanjut dokter kelahiran Jakarta, 19 Juni 1966 ini.

Namun bila gaya hidup seseorang sudah dirasa bersih, anjuran minum obat cacing bisa diubah menjadi setahun sekali. Misalnya pada orang-orang yang hidup di kota, dengan lingkungan lebih banyak aspal, kejadian cacingan memang lebih rendah.

Tapi sebagai upaya pencegahan, bila ingin minum obat cacing 6 bulan sekali pun tak ada efek sampingnya. Menurut DR Ari, dosis obat cacing tergolong tunggal, sehingga tidak akan terjadi masalah berat setelah minum obat cacing meski tidak terdapat cacing di dalam tubuhnya.

"Kalau hidupnya sudah bersih, mau minum 6 bulan sekali juga tidak masalah. Ya paling mencret sedikit setelah minum obat, tapi itu hanya dosis tunggal, tidak masalah. Rekomendasi 6 bulan itu untuk proteksi terutama pada orang-orang yang berisiko," tutup DR Ari.

(mer/up)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

RSU Balung Jl. Rambipuji No. 19 Jember Tel:0331-621017/ 621595



Sumber Detik



Info Alkes

Selasa, 26 Maret 2013

Orang yang Makan Sambil Nonton TV Lebih Banyak Konsumsi Kalori

Jakarta, Makan atau ngemil sambil menonton TV, bermain games atau membaca tentu mengasyikkan karena aktivitas jadi tak membosankan. Tapi tak banyak yang tahu jika kombinasi dua aktivitas tersebut akan berbahaya bagi berat badan.

Sebuah review terhadap 24 studi memastikan bahwa orang yang suka makan atau ngemil sambil 'disambi' seperti itu cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori, terutama ketika duduk.

"Sejumlah studi memang telah menunjukkan fakta ini secara individual sebelumnya tapi buktinya berbeda dari satu studi dengan studi yang lain," ungkap ketua tim peneliti Eric Robinson dari University of Liverpool, UK.

Bahkan menurut Robinson, makan sambil 'disambi' ini akan meningkatkan jumlah atau porsi asupan makanan seseorang hingga 50 persen, baik ketika makan sambil beraktivitas itu tadi maupun pada jam makan berikutnya. Sebaliknya, jika seseorang mengingat-ingat apa yang telah ia makan sebelumnya maka porsi makanannya akan berkurang.

"Kendati tampaknya mudah bagi kita untuk memutuskan sendiri apa yang kita makan dan kapan waktunya makan, nyatanya keputusan itu sebenarnya sangat kompleks dan sangat mudah teralihkan oleh aktivitas tertentu," timpal peneliti lain Suzanne Higgs yang juga seorang psikolog dari University of Birmingham, UK seperti dilansir Reuters, Senin (18/3/2013).

Ke-24 studi yang diamati Robinson dan rekan-rekannya berlangsung antara tahun 1997-2011 yang memenuhi kriteria adanya keterlibatan aktif dari peneliti untuk memanipulasi perhatian (attention), daya ingat (memory) dan kesadaran (awareness) partisipan terhadap makanan mereka.

Keseluruhan studi juga telah dipastikan terkontrol dan termonitor dengan ketat namun setiap studi diketahui menggunakan metode manipulasi perhatian dan kesadaran partisipan yang berbeda-beda. Misalnya, dalam sebuah studi partisipan pria dan wanita dewasa diminta menonton televisi sembari makan, sedangkan pada studi lainnya partisipan diminta ngemil kacang pistachio tapi sesegera setelah partisipan melakukan aktivitas itu, peneliti langsung memindahkan kulit kacangnya dari pandangan partisipan.

Bentuk studi-studi tersebut juga beragam, mulai dari yang hanya melibatkan 14 partisipan hingga 122 partisipan, namun 18 dari 24 studi yang ada melibatkan mahasiswa sebagai subyeknya. Hampir sebagian besar partisipan pria maupun wanita dalam studi-studi itu juga memiliki berat badan normal.

Setelah me-review ke-24 studi tersebut, peneliti dapat mengkategorisasi pola makan seseorang ke dalam dua kelompok besar yaitu 'atentif' seperti duduk tenang sambil tekun memperhatikan apa yang mereka makan dan 'terganggu'. Orang yang memiliki pola makan 'terganggu' ini cenderung tidak memperhatikan apa yang mereka makan dengan seksama, termasuk tidak menyadari seberapa besar porsi makanan yang mereka konsumsi.

"Dari situ ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara partisipan yang makan dengan tenang maupun yang makan sambil 'disambi'," kata Higgs.

Partisipan yang makan sambil 'disambi' rata-rata mengalami peningkatan porsi makanan 10 persen lebih banyak dibandingkan partisipan yang makan dengan tenang. Bahkan porsi makanan yang dikonsumsi tak hanya bertambah saat itu saja tapi juga untuk jam-jam makan berikutnya, hingga jumlahnya mencapai lebih dari 25 persen.

Sebaliknya, meningkatkan daya ingat akan makanan yang dikonsumsi partisipan sebelumnya terbukti dapat mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi pada jam makan berikutnya sebesar 10 persen.

Studi ini telah dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.


(vit/vit)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

Dr. I Gusti Ngurah Budiarsa, Sp.S

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK UNUD/RSUP Sanglah Jl. Diponegoro Denpasar Tel/Fax:0361-246082



Sumber Detik



Info Alkes

Bisa Tambah Jumlah Sperma, Celana Ini Perbesar Peluang Pria Jadi Ayah

Jakarta, Suhu dingin adalah sahabat sperma. Dalam keadaan sekitarnya yang dingin, jumlah sperma meningkat drastis dan lebih efektif. Atas dasar inilah, celana pendingin bagi pria dibuat.

Adalah Josh Shoemake, orang Amerika di Maroko yang mematenkan celana pendingin temuannya ini. Dengan jumlah sperma yang lebih banyak dan lebih aktif bergerak, maka peluang pria untuk segera menjadi ayah lebih terbuka lebar. Celana 'ajaib' itu diberi nama Snowball.

Pria 38 tahun itu menyebut celana itu didesain khusus dengan saku yang dilengkapi gel pendingin untuk mendinginkan daerah di sekitar testis. Shoemake yang juga penulis dan kepala sekolah The American School of Tangier ini menggelontorkan sejumlah uang untuk pembuatan celana kesuburan ini.

Ide Shoemake untuk membuat celana ini muncul setelah temannya diberi tahu oleh dokter untuk mendinginkan sekitar kelaminnya agar bisa cepat mendapatkan momongan. Sejak itu Shoemake terobsesi untuk mewujudkan celana pendingin khusus pria itu lantaran mengetahui bahwa panas mempengaruhi kesuburan pria.

"Ini karena teman saya dan istrinya yang bmemberikan terobosan. Mereka sudah menjalani tahun yang menyakitkan. Bahkan pernah terjadi keguguran setelah dua tahun berusaha, dan dokter mengatakan peluang mereka nol," papar Shoemake seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (18/3/2013).

Pasangan suami istri yang merupakan teman Shoemake itu kemudian berkonsultasi dengan dokter lainnya. Akhirnya seorang dokter kandungan duduk bersama mereka dan mendengarkan baik-baik keluhan pasangan tersebut.

"Tak lama dia punya rencana baru. Pertama, teman saya harus mulai membekukan testisnya dan kemudian dia harus menguji varikokelnya. Lagi? Huh," ucap Shoemake.

Varikokel adalah pembuluh darah yang membesar di skrotum yang membawa lebih banyak darah dan meningkatkan suhu skrotum. Nah, ketika teman Shoemake mulai mendinginkan buah zakarnya, ia dan istrinya tak lama dikaruniai seorang putri.

"Seperti yang telah disampaikan di situs, kami percaya keajaiban tapi jangan hanya mengandalkan Snowballs'. Celana itu bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma, memberikan kesempatan untuk segera mendapatkan anak dengan biaya yang minimal," tutur Shoemake.

Namun persoalan kesuburan itu kompleks. Sehingga Shoemake menyarankan pasangan yang belum juga mendapat momongan untuk berkonsultasi pula dengan urolog maupun pakar kesuburan.

Celana dini dijual dengan harga sekitar USD 65 - USD 80 atau sekitar Rp 630.000 hingga Rp 776.000. Satu paket Snowball berisi tiga pasang celana dalam yang telah dirancang khusus, tiga SnowWedges unik, serta panduan agar Anda bisa memaksimalkan peluang menjadi ayah. Anda tertarik?

(vit/up)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

RSU Surabaya International Jl. Ngincen Itan Surabaya Tel:5993211 ext:3154

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

RSUD Dr. Saiful Anwar Jl. Jagung Suprapto 2 Malang Tel:0341-321297



Sumber Detik



Info Alkes

Santai Dong, Ini Bahayanya Kalau Terlalu Serius

Jakarta, Stres akibat terlalu banyak berpikir tidak hanya mempengaruhi tubuh secara kejiwaan, tetapi juga secara fisik. Penelitian membuktikan, orang-orang yang terlalu serius memikirkan sesuatu cenderung lebih rentan terkena penyakit serius.

Penelitian yang dilakukan para ahli dari Ohio University ini membuktikan bahwa risiko inflamasi atau peradangan meningkat 20 persen pada orang-orang yang terlalu serius. Peradangan juga merupakan penyebab berbagai penyakit serius, seperti gangguan jantung dan bahkan kanker.

"Stres bisa memicu perubahan dalam tubuh seperti denyut jantung, tekanan darah, kadar kortisol (hormon stres). Memikirkan peristiwa yang stresfull bisa mengaktifkan beberapa respons tubuh," kata Dr Peggy Zoccola yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari MensHealth, Senin (18/3/2013).

Menurut Dr Zoccola, salah satu pikiran yang paling stressfull atau memicu stres adalah pikiran tentang masa lalu yang menyedihkan. Memang ada baiknya dilupakan, sebab terus-menerus dipikirkan justru akan menjadi penyakit karena bisa memicu radang.

Sekali waktu, memikirkan peristiwa-peristiwa masa lalu memang tidak akan langsung memicu peradangan. Namun Dr Zoccola mengingatkan jika hal itu menjadi kebiasaan, lama kelamaan tubuh jari lebih rentan terhadap risiko peradangan dan penyakit-penyakit serius yang menyertainya.

Sedangkan untuk mengatasi stres, Dr Zoccola menyarankan untuk tersenyum. Begitu muncul pikiran-pikiran yang stressfull baik sedih maupun terlalu serius, langsung saja pasang senyum. Biarpun senyumnya cuma dibuat-buat, dijamin risiko peradangan akan jauh berkurang.

Saran Dr Zoccola juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan para ilmuwan di University of Kansas. Menurut penelitian ini, senyuman (asli maupun dibuat-buat) akan mengaktifkan otot tertentu di wajah. Aktivasi otot tersebut terbukti mampu menstabilkan denyut jantung.

(up/vit)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

RS Wahidin Sudirohusodo - UPF Saraf UNHAS Makassar

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)



Sumber Detik



Info Alkes

Senin, 25 Maret 2013

Hati-hati, Sembarangan Konsumsi Obat Bisa Bikin Ginjal Rusak

Jakarta, Apabila merasa nyeri atau sakit kepala, biasanya seseorang minum obat penghilang rasa sakit. Tapi sebaiknya jangan sembarangan minum obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Sebab ada beberapa obat yang bersifat nefrotoksik yang dapat merusak fungsi ginjal.

"Obat-obat itu ada yang bersifat namanya nefrotoksik, nefrotoksik itu artinya mengganggu ginjal. Nah yang sudah jelas dari penelitian-penelitian adalah hampir semua obat-obatan anti rasa sakit, anti reumatik, dan obat yang lain juga akan bersifat nefrotoksik. Kalau di bidang medis tentu itu sudah lebih jelas kandungannya apa, sifatnya apa karena sudah berdasarkan penelitian yang panjang, jadi akan bisa dikontrol," jelas dr Tunggul Situmorang, SP.PD-KGH.

Hal itu disampaikan dia ketika ditemui usai acara peringatan Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day 2013) dengan tema 'Stop Kidney Attack' di Auditorium Bintang Toedjoe Pulomas, Jl Ahmad Yani No 2, Bypass, Jakarta Timur, dan ditulis pada senin (18/3/2013).

Menurut dr Tunggul, obat-obatan yang tidak jelas ini adalah obat yang tidak diketahui isi kandungannya, bagaimana mekanisme kerjanya, di mana diserap dan dimetabolisme, serta di mana dibuang. Karena itu sebelum obat-obatan ini dinyatakan layak dipasarkan dan dikonsumi, maka wajib diteliti dan diuji secara klinis sehingga aman untuk dikonsumsi.

"Kalau obat-obatan yang sudah diteliti kan sudah jelas bahkan rumus kimia jelas, jadi tidak hanya sekadar bahwa obat itu dimakan kemudian sembuh, bukan begitu. Bagaimana cara obat itu menyembuhkan, bagaimana kerjanya, apa kandungannya, apa tidak ada efek samping yang lain," tutur dr Tunggul

Direktur Utama RS PGI Cikini ini juga mewanti-wanti agar kita bisa menelaah dengan baik obat-obatan tidak jelas ini sebagai langkah pencegahan penyakit ginjal.

"Obat-obat yang lain yang belum jelas untuk amannya kita harus hati-hati. Kita tidak mengklaim bahwa ini itu merusak tetapi paling sedikit kita hanya menerima kalau sudah ada penelitiannya yang tidak merusak," ungkap dr Tunggul.

Ditegaskan dr Tunggul, bagi orang yang memiliki ginjal normal masih boleh mengonsumsi obat-obatan. Akan tetap, bagi yang menderita gangguan ginjal disarankan jangan mengonsumsi obat-obatan.

"Nah khususnya buat ginjal, kalau ginjal barangkali normal itu masih lebih fleksibel tetapi kalau sudah mulai terganggu kemudian ditambah lagi gangguan seperti ini malah akan memperburuk. Karena pencegahan lebih bagus daripada pengobatan," terangnya.

Selain tidak mengonsumsi obat secara sembarangan, cara untuk menjaga kesehatan ginjal adalah dengan menerapkan gaya hidup yang baik. Makanlah makanan yang sehat dan jaga tubuh dari obesitas merupakan cara-cara untuk menyayangi ginjal.

"Pengalaman dari negara yang sudah maju menjadi modal buat kita. Lifestyle, dengan makan-makanan, perubahan, kegemukan dan lain sebagainya itu akan menjadi beban dan pasti sudah dibuktikan bahwa itu akan menjadi masalah. Dan seluruh dunia merasakan itu," jelas dr Tunggul.

(hrn/vit)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

RSU Sigli Jl. Prof. Majid Ibrahim, NAD



Sumber Detik



Info Alkes

Ini Orang-orang yang Sebaiknya Minum Obat Cacing 6 Bulan Sekali

Jakarta, Sebagai upaya pencegahan, obat cacing memang dianjurkan diberikan tiap 6 bulan sekali. Tapi tidak setiap orang harus mengikuti anjuran tersebut, terutama bila hidupnya sudah bersih. Lalu siapa yang sebaiknya minum obat cacing 6 bulan sekali?

"Rekomendasi (minum obat cacing) 6 bulan sekali itu untuk proteksi terutama untuk orang-orang yang berisiko," jelas DR Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan dari Divisi Gastrologi RSCM, saat berbincang dengan detikHealth, Senin (18/3/2013).

Menurut DR Ari, orang-orang yang berisiko antara lain:

1. Orang yang hidup di lingkungan kumuh, seperti pinggir kali atau yang masih banyak tanah.
2. Orang yang bekerja tanpa menggunakan alas kaki, seperti petani.
3. Anak-anak yang sering bermain tanah.
4. Orang-orang yang suka makan lalapan tak bersih.

"Pada masyarakat-masyarakat yang memang berisiko, (minum obat cacing 6 bulan sekali) sebagai upaya pencegahan," lanjut DR Ari.

Dokter kelahiran 19 Juni 1966 silam ini menjelaskan bahwa ada 3 jenis cacing yang biasa menyerang manusia, yakni cacing gelang, cacing tambang dan cacing pita. Cacing-cacing ini tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang tua.

Cacing tambang (Necator americanus atau Ancylostoma duodenale) biasanya masuk ke tubuh melalui kaki, terutama pada orang-orang yang bekerja tanpa mengenakan alas kaki seperti petani atau anak-anak yang suka main tanah.

Sedangkan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura), biasanya masuk ke tubuh melalui makanan yang terkontaminasi dengan tanah mengandung telur cacing.

"Pasien saya dari kalangan menengah ke atas, pernah ditemukan cacing di usus besarnya. Ini karena makan lalap-lalapan yang tidak bersih, mengandung telur cacing dan masuk perut," papar DR Ari.

Cacing gelang juga kerap menjadi mainan anak-anak, atau sering dijadikan umpan untuk memancing. Kondisi ini bisa membuat orang rentan mengalami cacingan, bila tak membersihkan tangannya dengan usai memegang cacing.

"Tapi kalau hidupnya bersih, dosisnya (minum obat cacing) cukup 1 tahun sekali. Orang yang hidup di kota memang kejadian cacingan lebih rendah, karena sudah banyak aspal," tutup DR Ari.

(mer/up)

Konsultasi Spesialis Anak (SpA)

Dr. I Gusti Ngurah Budiarsa, Sp.S

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK UNUD/RSUP Sanglah Jl. Diponegoro Denpasar Tel/Fax:0361-246082



Sumber Detik



Info Alkes

Saat Stres, Pura-pura Memberi Kasih Sayang Bisa Selamatkan Hubungan

Jakarta, Pasangan biasa mengungkapkan kasih sayang dan rasa cinta satu sama lain dengan berpelukan atau berciuman. Tapi mungkin tak banyak yang tahu jika pelukan dan ciuman itu belum tentu tulus. Hal ini pun telah dibuktikan oleh sejumlah studi yang mengklaim telah memecahkan alasan di balik perilaku ini.

Dalam studi yang bertajuk Understanding the Routine Expression of Deceptive Affection in Romantic Relationships tersebut, peneliti memaparkan bahwa individu yang terlibat dalam hubungan asmara seringkali mengekspresikan kasih sayang yang tak sebenarnya mereka rasakan untuk 'mempertahankan image yang baik di hadapan kekasih, manajemen atau penghindaran konflik serta manajemen emosi'.

Bahkan studi yang dilakukan oleh pakar komunikasi relasional, Sean Horan yang juga asisten profesor dari DePaul University in the College of Communication dan Melanie Booth-Butterfield, seorang profesor dari West Virginia University ini dapat memprediksi jika pasangan kekasih yang belum menikah berbohong sebanyak tiga kali dalam seminggu.

Lalu apa alasan yang mendasari mereka untuk melakukannya? Kata Horan, face saving atau mempertahankan image baik adalah motif yang paling sering dikemukakan respondennya.

"Bisa jadi untuk menyelamatkan imagenya sendiri ataupun pasangannya. Untuk dirinya sendiri, banyak responden yang beralasan seperti menutupi munculnya perasaan yang memalukan atau membuatnya terlihat rentan. Misalnya 'agar si dia tak menyadari betapa sedih atau marahnya saya'. Begitu juga ketika responden terlibat dalam situasi di mana mereka berusaha meningkatkan mood pasangan atau enggan menyakiti pasangan," terang Horan seperti dilansir timesofindia, Senin (18/3/2013).

Alasan ketiga yang diajukan responden adalah manajemen atau penghindaran konflik. Hal ini terjadi ketika seseorang ingin berhenti dari perdebatan atau menghindarinya maupun bermaksud menyelesaikan masalah atau pertengkaran diantara responden dan pasangannya.

Sedangkan alasan terakhir adalah manajemen emosi. Perilaku yang didasari alasan ini biasanya muncul ketika pasangan tiba-tiba memeluk atau mencium di luar kebiasaan atau rutinitas. "Individu yang melakukannya semata untuk menghindari pasangan merasa tersakiti dan meredakan emosi negatif," tambah Horan.

Meski studi yang dilakukan Horan terfokus pada pasangan yang belum menikah, psikiater Dr. Hansal Bhachech berpendapat bahwa kondisi yang sama juga terjadi pada pasangan menikah. Bahkan menurut Dr. Bhachech, pasangan menikah jauh lebih sering melakukannya.

"Dari waktu ke waktu, sebagian besar pasangan telah kehilangan romansa dan ketertarikan antara satu sama lain. Terkadang disertai dengan rasa bosan dan rutinitas sehari-hari semakin membuat mereka cenderung memperlihatkan pertahanan psikologis yang disebut dengan 'reaction formation' di mana seseorang berperilaku berlawanan dengan apa yang ia rasakan," terang Dr. Bhachech.

Namun dari studi yang dilakukan Horan dan Booth sebelumnya pada tahun 2010, Is It worth Lying For? Physiological and Emotional Implications of Recalling Deceptive Affection, juga terungkap bahwa individu yang pura-pura sayang seringkali tak begitu terganggu dengan kebohongan yang dilakukannya. Lagipula banyak yang percaya berbohong adalah hal yang lumrah dalam setiap hubungan. Banyak juga pasangan yang mengaku tahu soal itu dan tak berkeberatan karenanya.

Kesimpulannya studi itu mengindikasikan bahwa kepura-puraan ini tidaklah selalu buruk dan terkadang diperlukan untuk membantu mempertahankan suatu hubungan.

"Mereka cenderung menunjukkannya ketika mengalami perasaan negatif. Tapi alih-alih berkata jujur dan mengungkapkan perasaan negatifnya itu, mereka memilih menunjukkannya dengan perilaku positif dalam bentuk kasih sayang. Hal ini dilakukan untuk menghindari respons negatif termasuk mempertahankan kondisi hubungan yang ada," kata Horan.

Menanggapi studi ini, Dr. Samir Parikh, direktur Department of Mental Health and Behavioral Sciences, Fortis Healthcare merasa bahwa perilaku seperti ini menunjukkan bahwa 'kita masih punya hati'. Apalagi di zaman modern seperti ini, ketika hubungan dihadapkan pada stres, perilaku semacam itu akan membantu mempertahankan ikatan. Kendati para pakar juga memperingatkan bahaya kebohongan yang bisa jadi perusak hubungan," terang Dr. Parikh.

(vit/vit)

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

Bag. Saraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar 90245 Tel:510675-9

Konsultasi Spesialis Saraf (SpS)

RSU Balung Jl. Rambipuji No. 19 Jember Tel:0331-621017/ 621595



Sumber Detik



Info Alkes

Sekali-kali Bertingkah Kekanak-kanakan Seperti Ini Bisa Menyehatkan

Jakarta - Depresi adalah masalah yang sangat umum dialami manusia moderen yang serba sibuk dan tidak punya waktu untuk menenangkan diri. Sebelum terlanjur parah dan harus berobat ke psikiater, atasi dengan cara-cara yang diajarkan anak kecil.

Baik yang benar-benar telah didiagnosis mengalami depresi maupun sekedar kehilangan semangat hidup, sekali waktu bertingkah seperti anak kecil bisa membantu memperbaiki mood atau suasana hati. Tidak sulit melakukannya sebab semua orang pasti pernah punya masa kecil.




Sumber Detik




Info Alkes

Minggu, 24 Maret 2013

Penggunaan Antibiotik Memprihatinkan

Jakarta, Kompas - Selama 40 tahun terakhir, penggunaan antibiotik secara serampangan menjadi masalah di Indonesia. Upaya menanggulangi sudah dilakukan berbagai pihak, tetapi hasilnya tidak optimal. Perlu langkah tegas dan serius agar dampak resistensi antibiotik tidak semakin menyebar.

”Pemerintah perlu lebih tegas mengatur penggunaan dan peredaran antibiotik,” kata Ketua Departemen Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Anis Karuniawati dalam temu media jelang simposium Indonesia Antimicrobial Resistance Watch yang ke-8 di Jakarta, Kamis (14/2).

Meski termasuk obat keras, antibiotik dijual bebas tanpa resep dokter di apotek dan toko obat. Dokter sering kali memberikan antibiotik tanpa mengecek jenis kuman melalui uji laboratorium. Sebagian masyarakat biasa membeli dan mengonsumsi antibiotik untuk mengobati sendiri penyakit.

Menurut Anis, dokter berhak meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi. Namun, seharusnya dilakukan pemeriksaan laboratorium. ”Pengecekan laboratorium biasanya baru dilakukan jika antibiotik tidak memberi dampak,” katanya.

Perhatian serupa perlu diberikan terhadap penggunaan antimikroba, obat pembunuh mikroba yang lebih luas dari antibiotik (zat yang dihasilkan mikroba untuk membasmi mikroba lain). Kini, penyebaran mikroba yang resisten terhadap antimikroba menjadi ancaman dunia.

Resistensi bisa memperpanjang waktu sakit, perburukan kondisi klinis, serta menambah biaya kesehatan. Resistensi juga meningkatkan jumlah pasien di rumah sakit dan potensi pandemik mikroba yang resisten.

Guru Besar Mikrobiologi Klinik FKUI Usman Chatib Warsa mengatakan, kualitas antibiotik produksi dalam negeri sering kali lebih rendah dibandingkan dengan produk impor walau bahan aktifnya sama. Penyebabnya, pengelolaan bahan aktif antibiotik selama pengapalan dan di pelabuhan sering tak sesuai standar.

Penyimpanan antibiotik tidak pada suhu yang tepat juga terjadi pada rumah sakit di daerah. Akibatnya, sering terjadi resistensi antibiotik tertentu di daerah, tetapi tidak di kota besar.

Untuk membuat kebijakan, pemerintah perlu melakukan survei resistensi antimikroba nasional. ”Pemerintah perlu menggiatkan pencegahan infeksi di rumah sakit. Jika tidak, akan makin banyak kuman penyakit yang resisten,” ujarnya.

Pencegahan resistensi perlu segera dilakukan karena saat ini jarang perusahaan farmasi membuat antibiotik baru.

Chatib menambahkan, sejak 2005, pemerintah mewajibkan rumah sakit tipe B memiliki ahli mikrobiologi klinik. Saat ini, ada sekitar 400 rumah sakit tipe B. Namun, jumlah dokter spesialis mikrobiologi klinik baru sekitar 150 orang dari empat fakultas kedokteran di Indonesia.

Pasien juga perlu mengingatkan dokter apa memang perlu antibiotik untuk mengobati penyakitnya. (MZW)



Sumber Kompas



Info Alkes

Mungkinkah Obat Herbal Masuk SJSN?

Pekerja memilah obat herbal yang baru dikemas di pabrik PT Deltomed Laboratories yang sudah memiliki standard CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) di Desa Nambangan, Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (1/6).

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengisyaratkan, obat herbal mungkin saja dapat disertakan dalam paket Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurutnya, obat herbal dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan pasien apabila sudah terstandar dan memiliki efektivitas yang sama dengan obat sintetik, mengingat harganya relatif lebih murah.

"Negara lain seperti Taiwan dan Cina sudah menerapkan pemberian pilihan pada pasien yang memiliki kartu jaminan kesehatan untuk menggunakan obat herbal atau tidak. Dapatkah hal itu diterapkan di Indonesia? " ujar Ali Ghufron  di sela-sela acara seminar dengan tema "10 Bulan Menuju JamKesNas: Peran Kajian Ekonomi dan Teknologi Kesehatan (HTA) dalam Mewujudkan Layanan Kesehatan Berkualitas" yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Rabu (27/2/2013) kemarin di Jakarta

Menurut Ali, obat herbal sudah lama sekali digunakan sebagai pilihan pengobatan. Masyarakat masih mempertahankan budaya mengonsumsi jamu, minuman herbal khas Indonesia. Hal ini mungkin dikarenakan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

"Indonesia memiliki sekitar enam ribu jenis pohon dan merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia," ungkapnya.

Menurut Wamenkes, SJSN memerlukan terobosan guna mencapai kesetimbangan antara kecukupan dana Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) dan biaya pengobatan yang terus meningkat. Oleh karena itulah, obat herbal kemungkinan dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan.

Kendati demikian, perlu adanya pemilihan obat herbal yang selektif yang sudah dibuktikan secara ilmiah sehingga setara dengan jenis pengobatan modern, terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan menjelang pelaksaan SJSN di tahun 2014.



Sumber Kompas



Info Alkes

Suntikan Minyak Ikan Cegah Kerusakan Otak Pasca Stroke

Kompas.com - Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kesakitan. Penderita umumnya mengalami penyumbatan otak. Para ilmuwan berupaya menemukan cara mengatasi hal tersebut, antara lain dengan menyuntikkan obat mengandung minyak ikan.

Tim ilmuwan dari Columbia University dan Lousiana State University di New York, melakukan eksperimen pada tikus yang menunjukkan bahwa obat berbasis minyak ikan yang diberikan dalam waktu satu jam setelah serangan stroke bisa menjaga sel-sel otak yang rusak tetap hidup.

Saat ini obat yang tersedia untuk mencegah kerusakan otak pada pasien stroke diberikan dalam kurun waktu empat jam pasca serangan stroke. Obat itu akan memecah sumbatan darah yang menghambat aliran oksigen ke otak, namun tidak bisa mencegah kematian sel-sel. Apalagi kebanyakan pasien stroke sering terlambat di bawa ke rumah sakit sehingga fungsi otak yang mengalami kerusakan sulit pulih 100 persen.

Jika nantinya percobaan pada tikus tersebut juga memberikan hasil sama pada manusia, obat mengandung minyak ikan itu akan menjaga sel-sel otak tetap hidup lebih lama. Dengan demikian pasien yang terlambat datang ke rumah sakit akan terhindar dari kerusakan otak permanen.

Obat tersebut, cairan yang kaya akan asam lemak omega-3 DHA, menggunakan beberapa metode untuk menjaga sel otak tetap hidup, antara lain mengubah gen yang memproduksi protein pelindung.

Asam lemak omega-3 sangat vital untuk fungsi otak dan dibutuhkan dalam perkembangan sistem saraf. Kebanyakan asam lemak ini ditemukan pada ikan laut dalam yang berlemak seperti salmon, tuna, dan makarel. Manfaat lain asam lemak ini adalah antiperadangan yang kuat.

Terapi DHA telah menunjukkan manfaat dalam berbagai penyakit kronik yang disebabkan oleh peradangan, misalnya jantung koroner, asma, artritis, dan penyakit mata degenerasi makular.

"Stroke bisa terjadi pada usia berapa pun, termasuk pada bayi. DHA sudah dipakai secara luas sebagai suplemen harian dan dalam sudut pandang terapeutik, kini ada harapan penggunannya dalam terapi stroke," tulis Dr.Nicolas Bazan, salah satu peneliti.

Para peneliti berencana untuk melakukan ujicoba pada manusia secepatnya.



Sumber Kompas



Info Alkes

Sabtu, 23 Maret 2013

Pengobatan HIV Sedini Mungkin Perbesar Kesembuhan

Kompas.com - Pemberian obat HIV secara cepat setelah seseorang terdiagnosa positif HIV ternyata mampu "menyembuhkan secara fungsional".

Penelitian terhadap 14 orang yang melakukan terapi pengobatan dini membuktikan mereka bisa mencapai "kesembuhan". Meski pengobatan sudah dihentikan tapi tidak ditemukan tanda-tanda jumlah virus meningkat kembali. Sebelumnya juga diberitakan seorang balita dari Amerika Serikat berhasil "sembuh" berkat terapi dini.

Namun, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak menyadari dirinya sudah tertular sampai virusnya sudah menyusup ke dalam tubuh.

Dalam penelitian terbaru tersebut, ke-14 orang dengan HIV ini memulai terapi pengobatan dalam kurun waktu 10 minggu setelah terinfeksi. Mereka menjalani pengobatan antiretroviral selama 3 tahun kemudian dihentikan.

Pengobatan tersebut membuat virus tetap terkontrol tetapi tetap tidak bisa dihilangkan dari lokasi persembunyiannya di dalam sistem imun.

Normalnya, ketika pengobatan dihentikan virus akan menyerang kembali. Tetapi hal itu tidak terjadi pada pasien-pasien yang menjadi responden. Beberapa bahkan berhasil mengontrol level HIV dalam satu dekade.

"Kebanyakan individu yang menjalani terapi serupa tidak bisa mengendalikan infeksinya, tetapi ada beberapa yang mampu," kata Dr.Asier Saez-Cirion dari Institute Pasteur, Paris.

Ia menjelaskan, sekitar 5-15 persen pasien yang mendapat terapi pengobatan segera setelah diketahui terinfeksi mungkin sembuh secara fungsional, yang berarti mereka tidak lagi perlu mendapat obat.

"Mereka masih memiliki HIV, terapi itu tidak menghilangkan HIV. Ini seperti remisi dari infeksi," kata Saez-Cirion.

Dalam studi terbaru yang dimuat dalam jurnal PLoS Pathogen, para ahli menganalisa apa yang sebenarnya terjadi pada sistem imun pasien. Pengobatan secara dini diketahui membatasi jumlah HIV yang terbentuk. Namun para ahli belum jelas mengapa hanya beberapa pasien yang bisa sembuh secara fungsional.

"Ada praduga jika pengobatan diberikan secara dini dan virus belum menyebar ke bagian penampungannya, mungkin terapi pengobatan akan berhasil," kata Dr.Andrew Freedman, pakar penyakit infeksi dari Cardiff University School of Medicine.

Tetapi, menurut Freedman, belum diketahui apakah virus itu bisa dikendalikan selamanya atau hanya sementara saja sampai kemudian virusnya muncul kembali, para ahli belum mengetahuinya.



Sumber Kompas



Info Alkes

Penanganan Resistensi Antibiotik Mendesak

KOMPAS.com - Semakin meningkatnya kasus penyakit yang makin kebal antibiotik membutuhkan perhatian serius para ahli mikrobiologi klinis, terutama untuk penanggulangan penyakit infeksi. Selain itu diperlukan pula penguatan sistem informasi dan laboratorium untuk mengimbangan kecepatan resistensi beberapa strain mikroba yang resisten.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mewakili Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam pidatonya untuk membuka simposium nasional yang diadakan oleh Indonesia Antimicrobial Resistance Watch (IARW) dan Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Sabtu (23/2/2013) di Jakarta.

"Pemakaian antibiotik dalam tujuh dekade terakhir mampu meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun dengan adanya resistensi mikroba terhadap antibiotik, maka perlu pengendalian. Saat ini penelitian di bidang mikrobiologi klinis masih sedikit sehingga kalah cepat dengan resistensi mikroba," ungkap Linda.

Resistensi mikroba terhadap antibiotik berkembang sangat cepat karena disebabkan berbagai hal, salah satunya ketidakpatuhan pasien terhadap aturan minum antibiotik.  "Jika sudah merasa sembuh, pasien tidak menghabiskan semua antibiotik yang diberikan. Padahal hal itulah yang memicu resistensi," kata Linda.

Selain itu, antibiotik saat ini mudah didapatkan, bahkan dijual bebas. Hal ini membuat masyarakat cenderung untuk menggunakan antibiotik secara tidak rasional. Ditambah penyedia layanan primer yang dengan mudahnya memberikan antibiotik terhadap pasiennya. Penyebab lainnya adalah penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol pada peternakan yang selanjutnya hasil ternak dikonsumsi oleh manusia.

Ketua PAMKI Profesor Sam Suharto mengatakan, untuk memperkuat peran pakar mikrobiologi klinik, dibutuhkan pendidikan yang merata dan lebih banyak di seluruh Indonesia. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah kuantitas dari pakar serta mempermudah penyebarannya.

"Pemberian pendidikan mikrobiologi klinis seharusnya tidak hanya terpusat, tapi dapat menyebar di berbagai wilayah di Indonesia," tandasnya.

Menurut Sam, kualitas riset tentang mikrobiologi klinis juga perlu diperbaiki untuk menjawab tantangan dalam mengontrol resistensi mikroba terhadap antibiotik. Penyebaran informasi tentang hasil riset terkini juga penting, selain dapat menciptakan sinergi dari pakar di berbagai bidang kedokteran yang terkait dengan mikrobiologi, farmakologi, unit perawatan intensif, dan kepakaran bidang terkait, juga dapat bermanfaat sebagai panduan para pemegang kebijakan untuk mengendalikan laju resistensi antibiotik di Indonesia.



Sumber Kompas



Info Alkes

Bijak Konsumsi Obat Saat Hamil

Kompas.com - Selama kehamilan bukan hanya makanan dan aktivitas fisik saja yang perlu diperhatikan, tapi juga konsumsi obat-obatan. Ibu hamil perlu lebih berhati-hati karena tidak semua obat aman dikonsumsi.

Zat-zat kimia dalam obat, baik obat bebas atau resep, bisa berpindah dari ibu ke janin melalui plasenta dan memasuki pembuluh darah bayi. Zat-zat tersebut bisa mengganggu perkembangan bayi.

Setiap obat memiliki efek yang berbeda pada tiap periode kehamilan. Ada obat yang berbahaya jika dikonsumsi di trimester awal kehamilan, ada pula obat yang harus dihindari di trimester terakhir karena bisa menganggu proses persalinan.

Kebanyakan wanita tidak segera menyadari kehamilannya sehingga besar kemungkinan mereka sedang mengonsumsi obat tertentu. Jika Anda sedang dalam program kehamilan atau ada kemungkinan untuk hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat, terutama jika obat harus diasup dalam jangka panjang.

Obat yang diberikan di akhir masa kehamilan atau selama persalinan, misalnya obat anestesi jika Anda melakukan operasi caesar, bisa berpengaruh pada bayi setelah mereka dilahirkan.

Kebanyakan jenis obat antinyeri dan anestesi bisa membuat bayi lebih mengantuk.

Bagaimana dengan obat bebas seperti pengurang nyeri golongan parasetamol atau ibuprofen? Sejauh ini belum ada bukti yang menyebutkan parasetamol berbahaya jika dikonsumsi selama kehamilan.

Meski begitu sebaiknya hindari konsumsi parasetamol lebih dari dua atau tiga kali dalam seminggu.

Selain itu, hindari pereda nyeri jenis ibuprofen dan codine di awal kehamilan dan akhir kehamilan karena berbahaya bagi janin. Aspirin juga sebaiknya dihindari, terutama di akhir periode kehamilan.  

Obat bebas lain yang harus dihindari adalah obat tidur.  Jangan segan untuk bertanya pada dokter atau apoteker mengenai keamanan obat, vitamin atau suplemen yang akan dikonsumsi.



Sumber Kompas



Info Alkes

Dikembangkan, Jeruk yang Aman Dimakan dengan Obat

KOMPAS.com - Jeruk jenis grapefruit merupakan buah yang dapat menimbulkan reaksi merugikan saat dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu. Namun tidak dengan grapefruit hibrida baru, yang diklaim tidak menimbulkan interaksi negatif dengan obat.

Grapefruit hibrida baru yang dikembangkan di Florida memiliki kandungan furanocoumarin yang rendah. Furanocoumarin merupakan senyawa kimia alami yang menjadi sebab terjadinya interaksi obat.

Sejauh ini, diketahui ada lebih dari 85 obat dapat berinteraksi dengan grapefruit, dan 43 di antaranya dapat menimbulkan efek samping serius. Jika dikombinasikan dengan obat tertentu, maka furanocoumarin dapat menyebabkan gagal ginjal dan paru, pendarahan usus, bahkan kematian mendadak.

Peneliti jeruk dari University of Florida Fred Gmitter mengatakan bahwa grapefruit hibrida baru yang saat ini disebut UF914, memiliki kadar furanocoumarin yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar yang ada dalam grapefruit biasa.

Uji yang dilakukan pada grapefruit UF914 pada kultur sel manusia tidak menunjukkan efek samping yang membahayakan. Meskipun demikian, diperlukan juga uji pada manusia secara langsung.

University of Florida sedang mempromosikan UF914 yang merupakan persilangan antara grapefruit merah dengan jeruk pomelo. Mungkin membutuhkan lima sampai tujuh tahun sampai produk ini diproduksi skala besar.

Menurut Gmitter, penelitiannya sejauh ini bertujuan untuk membuat grapefruit hibrida yang lebih manis dengan lebih sedikit rasa pahit, namun ternyata UF914 juga memiliki kadar furanocoumarin yang lebih rendah. Produk ini, tidak berbiji, lebih besar, lebih manis, dan lebih tidak pahit dibandingkan dengan grapefruit biasa.

Furanocoumarin menghambat enzim yang memecah beberapa obat tertentu, yang menyebabkan obat masuk aliran darah dengan konsentrasi yang lebih pekat sehingga menimbulkan over dosis obat.



Sumber Kompas



Info Alkes

Jumat, 22 Maret 2013

Cerdas Menilai Iklan Obat

JAKARTA, KOMPAS.com - Iklan merupakan bentuk promosi untuk barang, jasa, termasuk juga obat. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menilai, saai ini masih banyak ditemukan iklan-iklan obat yang tidak sesuai dengan peraturan.

Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA A. Retno Tyas Utami mengatakan, meskipun iklan bertujuan untuk menaikkan penjualan, namun informasi yang disampaikan dalam iklan kepada konsumen harus objektif, lengkap, dan tidak menyesatkan, sesuai dengan spesifikasi obat.

"Tidak boleh ada informasi yang ditutup-tutupi atau dilebih-lebihkan," ucapnya dalam acara talkshow BPOM Sahabat Ibu yang bertajuk 'Iklan Obat; Antara Edukasi dan Bisnis' Kamis (7/3/2013) di Jakarta.

Retno menjelaskan, iklan obat harus memberikan keterangan yang jelas tentang kemanfaatan obat dan tidak mencantumkan istilah 'dan lain-lain'.

"Harus jelas apa saja manfaatnya. Istilah 'dan lain-lain' dapat disalahartikan oleh konsumen," cetusnya.

Iklan obat juga harus memberikan informasi yang lengkap dari efek obat. "Bukan hanya informasi yang bagus-bagus saja, tapi juga efek samping yang mungkin ada," jelas Retno.

Ia juga mengatakan, iklan tidak boleh menyesatkan konsumen dengan memberikan informasi yang berlebihan dan memanfaatkan kekhawatiran masyarakat. Iklan perlu bertanggung jawab menjelaskan manfaat dari obat dan tidak menyertakan yang bukan manfaatnya.

Dengan banyaknya iklan obat yang tidak memenuhi aturan-aturan tersebut, maka konsumen lah yang perlu lebih cerdas, waspada dan selektif dalam memilih obat.

Agar dapat selektif dalam memilih obat, Retno menyarankan masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan iklan yang terdengar berlebihan dan menyesatkan. Konsumen juga perlu mewaspadai obat yang dijual dengan harga yang jauh lebih murah.

Selain itu, waspadai juga pada iklan obat dengan testimoni berlebihan dan garansi kesehatan. Biasakan pula untuk selalu memeriksa kemasan obat, pastikan tercantum nama dan alamat industri yang memproduksinya.



Sumber Kompas



Info Alkes

Antidepresan Turunkan Gairah Seksual?

Kompas.com - Banyak faktor yang bisa menyebabkan gairah seksual berkurang, salah satunya depresi berat. Sayangnya, ibarat lingkaran setan, obat-obatan antidepresan juga memiliki efek samping menurunkan libido.

Semua antidepresan dapat memiliki efek samping seksual. Pertama, antidepresan dapat mengurangi minat dan keinginan untuk berhubungan seks. Pada pria, antidepresan sering menyebabkan disfungsi ereksi, sedangkan pada wanita antidepresan membuat vagina kering dan penurunan sensasi pada alat kelamin. Pada akhirnya antidepresan dapat menyebabkan kesulitan atau ketidakmampuan untuk mencapai orgasme baik pada pria atau wanita.

Laporan menunjukkan bahwa antara 30 hingga 70 persen orang yang mengonsumsi antidepresan mengalami disfungsi seksual. Mekanisme di balik disfungsi seksual yang disebabkan antidepresan belum sepenuhnya dipahami, namun diperkirakan berkaitan dengan penurunan kadar serotonin, dopamin, dan neurotransmiter lain di dalam otak.

Tingkat keparahan efek samping seksual dari antidepresan ini tergantung pada individu dan jenis antidepresan yang dikonsumsi. Wellbutrin, Remeron, dan Desyrel dikatakan paling ringan dalam menyebabkan efek samping seksual, sedangkan SSRI dan SNRI umumnya paling berat.

Sekitar sepertiga pasien yang mengonsumsi SSRI dilaporkan mengalami disfungsi seksual. Sedangkan penggunaan TCA dan MAOIs diindikasikan menyebabkan disfungsi seksual moderat.

Gangguan seksual akibat antidepresan umumnya terjadi saat awal pengobatan. Rendahnya libido adalah gangguan seksual yang paling umum dan terjadi pada lebih dari 75 persen pasien depresi tiga-perempat dari pasien depresi.

Berikut adalah cara untuk mengelola efek samping seksual dari antidepresan secara umum, antara lain:

- Penurunan dosis
Pengurangan dosis antidepresan memungkinkan bagi pasien untuk mengembalikan fungsi seksual mereka. Hanya dokter yang bisa menentukan penyesuaian dosis sehingga Anda perlu berkonsultasi.

- Menunggu
Sebuah studi menemukan bahwa gangguan seksual akibat antidepresan meningkat pada enam bulan pertama pengobatan. Setelah itu, kemungkinan efek sampingnya akan menurun.

- Menambahkan obat lain
Obat disfungsi seksual seperti Viagra dapat juga dikonsumsi untuk mengimbangi efek samping antidepresan.

- Mengganti obat
Berpindah ke antidepresan yang efek sampingnya lebih ringan misalnya Wellbutrin mungkin dapat membantu.

- Terapi
Melakukan terapi seperti psikoterapi atau terapi seks mungkin dapat berguna untuk meningkatkan fungsi seksual.



Sumber Kompas



Info Alkes

Niacin Tak Bantu Pengobatan Sakit Jantung

KOMPAS.com - Jika Anda sedang menjalani pengobatan perunan kolesterol dengan obat statin, maka sebaiknya tidak mengonsumsi vitamin niacin. Sebuah studi baru mengindikasikan bahwa mengombinasikan statin dan niacin tidak akan memberikan keuntungan bagi tubuh Anda, melainkan memperbesar efek samping.

Sebuah studi besar tentang niacin pada hampir 26.000 orang penderita penyakit jantung menunjukkan hasil yang mengecewakan. Pasien yang diberi vitamin B sekaligus dengan statin menunjukkan tidak ada penurunan dari kematian akibat penyakit jantung, serangan jantung, stroke, atau kebutuhan operasi bypass atau angioplasty.

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi niacin memiliki kemungkinan lebih untuk pendarahan dan/atau infeksi daripada mereka yang mengonsumsi plasebo. Demikian yang dilaporkan dalam pertemuan tahunan American College of Cardiology, di San Francisco.

"Kami kecewa dengan hasil ini karena tidak menunuukkan keuntungan untuk pasien kami," kata ketua penulis studi Jane Armitage, profesor di University of Oxford di Inggris.

Armitage mengatakan, niacin telah digunakan selama bertahun-tahun dan dipercaya dapat membantu pasien untuk mencegah serangan jantung dan stroke, namun kini ternyata efeknya berkebalikan ketika digunakan beserta pengobatan umum.

Studi baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal ini melibatkan pasien dengan penyempitan arteri. Mereka diberikan baik 2 gram niacin dan 40 miligram plasebo. Di samping itu, mereka sedang menjalani pengobatan dengan statin.

Selain tidak memberikan keuntungan kesehatan, pemberian niacin tidak juga mengurangi kematian akibat penyakit jantung. Dalam penelitian ini, sebanyak ditemukan 13,2 persen kasus pada orang yang mengonsumsi niacin, dan 13,7 persen pada orang yang mengonsumsi plasebo.

Dengan mengombinasikan statin dan niacin, efek samping juga lebih mungkin terjadi. Di akhir studi ini, sebanyak 25 persen pasien yang mengonsumsi niacin dan lapopiprant menghentikan pengobatannya, dibandingkan dengan 17 persen pasien yang mengonsumsi plasebo.

"Alasan utama pasien menghentikan pengobatan adalah adanya kontraindikasi, seperti gatal, ruam, gangguan pencernaan, diare, diabetes dan masalah otot," kata Armitage. "Penghentian pengobatan 4 kali lebih mungkin pada pasien yang mengalami gangguan kulit. dan 2 kali lebih mungkin pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan," jelasnya.



Sumber Kompas



Info Alkes

Kamis, 21 Maret 2013

ARV sebagai Pencegahan HIV Mulai Diuji Coba

KOMPAS.com — Pemberian obat antiretroviral (ARV) sebagai upaya pencegahan penularan HIV akan segera diuji coba di Indonesia. Sebagai permulaan, uji coba dilakukan di tiga kota, yakni Jakarta, Denpasar, dan Badung, Bali.

Terapi ARV sebagai upaya pencegahan secara global sudah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang signifikan dalam menurunkan risiko penularan HIV. ARV sedianya adalah obat yang diberikan kepada mereka yang positif HIV untuk menekan jumlah virus.

Menurut dr Fonny J Silfanus, Deputi Program Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, terapi ARV sebagai pengobatan sekaligus pencegahan diberikan kepada mereka yang sudah terinfeksi HIV, tetapi jumlah CD4-nya kurang dari 500.

"Terapi ini harus diberikan kepada orang yang tepat karena jika tidak patuh minum obat justru akan resisten," katanya dalam acara media edukasi mengenai Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual di Jakarta, Kamis (28/2/13).

Fonny menjelaskan, program pengobatan dan pencegahan tersebut diprioritaskan kepada pekerja seks, pengguna narkoba jarum suntik, waria, atau ODHA yang punya pasangan.

"Rencananya mulai tahun ini, tetapi belum tahu jumlahnya berapa orang," paparnya.

Ia menambahkan, selain pemberian ARV, upaya pencegahan lainnya tetap dilanjutkan. "Penggunaan kondom tetap harus dilakukan," katanya.



Sumber Kompas



Info Alkes

Selasa, 19 Maret 2013

Keluhan Tak Dapat Ejakulasi

TANYA :

Dok saya ingin bertanya; kira-kira 6 tahun belakangan ini, saya jarang bisa ejakulasi. Apabila tegang, tiba-tiba rasa sensitifnya hilang, walaupun masih tegang.  Bahkan, sampai satu malam pun juga tidak bisa ejakulasi sehingga pasangan saya merasa capek dan bosan. Saya juga sering tidak tertarik untuk berhubungan seksual, walaupun sudah tiga bulan. Saya ingin tahu, apa sebabnya saya menjadi begini? Bagaimana cara untuk mengobatinya? Terima kasih banyak atas perhatiannya.

(Anton Sidik, 31, Sydney)

JAWAB :

Sebelum menjawab pertanyaan Anda, saya ingin memastikan bahwa ejakulasi yang Anda maksud adalah keluarnya sperma, bukan kenikmatannya (orgasme).

Jadi Anda tidak mengalami keluarnya sperma, tetapi apakah Anda juga tidak merasakan orgasme? Ada orang yang tidak mengalami ejakulasi tetapi merasakan orgasme. Sebaliknya, ada orang yang mengalami ejakulasi tetapi tidak merasakan orgasme.

Kalau Anda tidak mengalami ejakulasi ketika melakukan hubungan seksual, apakahi dengan cara lain Anda dapat mengalami ejakulasi misalnya dengan cara masturbasi? Kalau dengan melakukan hubungan seksual Anda tidak dapat mengalami ejakulasi tetapi dengan cara lain dapat mengalami ejakulasi, maka penyebabnya kemungkinan besar karena ada hambatan psikis ketika melakukan hubungan seksual.

Tetapi kalau dengan cara apapun Anda tidak dapat mengalami ejakulasi, namun tetap dapat merasakan orgasme, maka harus diketahui apa penyebab dasarnya. Anda juga merasakan hilangnya gairah seksual sehingga jarang melakukan hubungan seksual, ini masalah lain lagi.

Penyababnya bervarasi, yaitu berkurangnya hormon testosteron, gangguan kesehatan, hambatan psikis dengan pasangan, dan pengalaman seksual tidak menyenangkan. Kalau penyebab diatasi, maka gairah seksual kembali ke kondisi semula.



Sumber Kompas



Info Alkes

Apa Penyebab Gigi Keropos?

Hai Saras,
Gigi rapuh dan keropos selalu dikaitkan dengan keadaan gigi yang mudah berlubang (karies). Proses terjadinya karies adalah akibat adanya ketidakseimbangan proses pelepasan mineral (demineralisasi) dari gigi dengan pengembalian mineral ke dalam gigi (remineralisasi). Penyebabnya antara lain:

1.    Akumulasi dan melekatnya plak (sisa makanan) pada gigi
2.    Frekuensi konsumsi karbohidrat yang sering
3.    Sedikitnya jumlah faktor protektif alami seperti pelikel, saliva, dan plak yang bebas dari bakteri asidogenik (good plaque)
4.    Sedikitnya asupan fluor

Adanya hubungan sebab-akibat terjadinya karies, diidentifikasi sebagai faktor risiko karies. Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor karies adalah:

1.    Pengalaman karies
Penelitian epidemiologis telah membuktikan adanya hubungan antara pengalaman karies dengan perkembangan karies di masa mendatang. Sensitivitas parameter ini hampir mencapai 60%.

2.    Penggunaan fluor
Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik (konsumsi langsung) maupun lokal (misalnya pasta gigi, gel, dan obat kumur) merupakan hal yang penting diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies karena dapat meningkatkan remineralisasi. Namun demikian, jumlah kandungan fluor dalam air minum dan makanan harus diperhitungkan, karena pemasukan fluor yang berlebihan dapat menyebabkan fluorosis (gigi dengan bercak putih).

3.    Kebersihan mulut
Insidensi karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi, namun banyak pasien tidak melakukannya secara efektif. Peningkatan kebersihan mulut dapat dilakukan dengan menggunakan benang gigi, yang dikombinasi dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi rutin ini dapat membantu mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang berpotensi menjadi karies.

4.    Jumlah bakteri
Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem rongga mulut yang terdiri atas berbagai jenis bakteri. Kolonisasi bakteri di dalam mulut disebabkan transmisi antar manusia, yang paling banyak dari ibu atau ayah.

5.    Air liur
Selain mempunyai efek penetral asam, air liur juga berguna untuk membersihkan sisa-sisa makanan di dalam mulut. Pada individu yang berkurang fungsi salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.

6.    Pola makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam sehingga terjadi pelepasan mineral dari gigi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.
Setelah membaca keterangan saya di atas, sekarang anda bisa memperkirakan faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya gigi rapuh dan keropos pada mulut anda. Memang hanya sedikit persentase pengaruh dari faktor keturunan, namun penyebab lain yang dominan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, untuk mengatasi atau mencegah terjadinya gigi rapuh dan keropos anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1.    Kontrol plak
Melalui penyikatan gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride. Pertama kali dilakukan di pagi hari. Penyikatan gigi yang kedua dilakukan sebelum tidur di malam hari, karena pada saat tidur aliran air liur terhenti atau berkurang sehingga tidak tersedia kemampuan penetral dari air liur. Sehingga dengan tidak adanya plak, fluoride akan semakin efektif  pada struktur gigi dan berkurangnya air liur tidak akan beresiko. Sebagai pembersih tambahan, dapat menggunakan dental floss (benang gigi).

2.    Pemberian fluoride
Fluoride yang terdapat di dalam pasta gigi, terkadang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan fluoride bagi rongga mulut. Oleh karena itu, perlu asupan fluoride tambahan yang dapat diperoleh melalui gel, larutan, obat kumur, dan varnish. Anda dapat mengkonsultasikan hal ini kepada Dokter Gigi.

3.    Modifikasi pola makan
Pengaturan frekuensi makan, dapat mempengaruhi proses terjadinya karies. Makanan yang mengandung karbohidrat (misalnya keripik kentang, camilan manis) dan asam (misalnya minuman berenergi dan jus buah) memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat bersih dari mulut, sehingga selama waktu tersebut pecahan karbohidrat dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana, yang akan memberikan sumber makanan bagi  bakteri asidogenik di dalam mulut.

4.    Melakukan penambalan pada gigi yang sudah berlubang
Bahan tambal yang digunakan untuk penambalan gigi berlubang, dapat berbeda-beda untuk setiap kasus. Konsultasikan langsung kepada Dokter Gigi anda.

Demikian Saras, semoga informasinya bermanfaat.

Salam gigi sehat.



Sumber Kompas



Info Alkes