Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp 08122011619,
email: himawanucep@yahoo.com
website: supplyalkes.blogspot.com.
Menyajikan informasi akurat dan terkini penyedia alat kesehatan di Bandung Jawa Barat
Untuk informasi lanjut,
hubungi kami di
no telp 08122011619,
email: himawanucep@yahoo.com
website: supplyalkes.blogspot.com.
Sebelumnya dokter menggunakan es untuk mengawetkan organ yang akan dicangkokkan. Namun prosedur ini terkadang bisa merusak organ dan umumnya organ sudah tidak dapat digunakan jika disimpan lebih dari 20 jam. Dengan perangkat baru yang disebut OrganOx, masalah tersebut dapat teratasi.
Percobaan pertama untuk menguji kehandalan alat ini dilakukan pada 2 orang pasien di Rumah Sakit King College. Salah seorang pasien bernama Ian Christie menderita hepatitis C karena terinfeksi virus lewat transfusi darah. Dokter memvonisnya terserang sirosis hati dan memperkirakan usia hidupnya hanya tinggal 12 - 18 bulan.
"Saya merasa begitu hidup. Bahkan dengan rasa sakit dari operasi, Saya merasa lebih baik daripada beberapa tahun belakangan," kata Christie setelah menjalani operasi cangkok hati yang diawetkan dengan OrganOx seperti dilansir Counsel and Heal, Senin (18/3/2013).
Perangkat ini membuat hati tetap terjaga pada suhu tubuh dan memasoknya dengan sel darah merah sehingga seolah-olah berada di dalam tubuh. Dengan adanya pasokan darah, hati tetap dapat menghasilkan air empedu. Mesin ini diperkirakan akan membuat ketersediaan hati untuk transplantasi meningkat sampai 2 kali lipat.
Tentu saja penemuan ini merupakan berita gembira bagi pasien yang membutuhkan donor hati. Tiap tahun, diperlukan 13.000 hati untuk transplantasi di Eropa dan AS. Sayangnya, jumlah pasien yang membutuhkan ada sebanyak 30.000 orang, seperempat lebih di antaranya keburu meninggal sebelum sempat mendapat organ.
"Jika kita bisa memperkenalkan teknologi ini dalam praktek sehari-hari, itu bisa menjadi nyata, akan sangat bermanfaat bagi penggantian hati seperti yang kita tahu," kata Nigel Heaton, direktur operasi transplantasi di rumah sakit King College.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar