Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Kami melayani penjualan retail dan partai besar.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp 08122011619,
email: himawanucep@yahoo.com
website: supplyalkes.blogspot.com.

Minggu, 02 Juni 2013

Kemenkes: Tiap Hari 175 Orang di Indonesia Meninggal karena TB

Jakarta, Memberantas Tuberculosis (TB) atau dikenal juga dengan singkatan TBC tampaknya bukan perkara mudah bagi Kementerian Kesehatan. Meski sudah ada obatnya, korban tewas akibat penyakit ini masih terbilang tinggi.

"TB sudah ada obatnya, pemerintah sudah memberikan layanan, dokter dan rumah sakit juga ada. Tapi tiap hari 175 orang di Indonesia meninggal karena TB," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof Ali Gufron Mukti saat ditemui di "Kick Off" Forum Stop TB Partnership Indonesia, Kamis (30/5/2013).

Banyaknya korban meninggal akibat infeksi TB membuat peringkat Indonesia masih bertahan di posisi 4 dari negara-negara lain di dunia. Di Indonesia sendiri, TB menjadi salah satu penyebab kematian paling banyak bersama dengan penyakit-penyakit lainnya.

"Ini penyebab kematian nomor 2 atau nomor 3 di Indonesia," lanjut Prof Gufron.

Prof Gufron mengakui, pemerintah tidak mungkin berjalan sendirian dalam mewujudkan Indonesia bebas TB. Dibutuhkan kemitraan atau partnership dengan pihak lain termasuk swasta dan masyarakat pada umumnya untuk bersama-sama melawan persebaran TB.

Mengenai resistensi atau kekebalan kuman TB, Prof Gufron mengakui bahwa kasusnya masih banyak dijumpai di Indonesia. Ia mengatakan, solusi untuk mengurangi kasus MDR-TB (Multi Drug Resistance Tuberculosis) adala deteksi dini dan terapi secepatnya.

TB atau dikenal juga dengan singkatan TBC merupakan infeksi paru yang menular melalui droplet atau bercak dahak yang keluar saat batuk, dan tidak menular lewat alat makan. Dengan pengobatan teratur, infeksi ini bisa disembuhkan dan dicegah penularannya.

Namun karena pengobatannya berlangsung dalam jangka panjang, tidak jarang pasien merasa bosan atau putus asa lalu berhenti alias DO (drop out). Kondisi ini memicu resistensi atau kekebalan, sehingga kuman TB menjadi lebih sulit disembuhkan.

(up/mer)



Sumber Detik



Info Alat Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar