Supply Alkes, Supplier Alkes Terlengkap dengan harga bersaing

Kami menyediakan supply alat kesehatan, peralatan laboratorium, elektrik engineering terlengkap dengan harga sangat bersaing. Kami melayani penjualan retail dan partai besar.

Untuk informasi lanjut, hubungi kami di
no telp 08122011619,
email: himawanucep@yahoo.com
website: supplyalkes.blogspot.com.

Jumat, 10 Mei 2013

Jika KB Sukses, Jumlah Bayi Kurang Gizi di Aceh Berkurang Separuh

Banda Aceh, Masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih menjadi tanggungan pemerintah yang harus segera dituntaskan. Salah satu masalah yang belum terselesaikan adalah tingginya angka stunting atau hambatan pertumbuhan pada anak-anak. Untuk mengatasinya, program KB digadang-gadang bisa membantu.

"Stunting atau orang kerdil, bayi lahir pendek, itu jumlahnya 36 persen lho di Aceh. Tapi dengan KB, itu separuh akan hilang," kata dr Muhammad Tri Tjahjadi, MPH, Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta badan Kependudukan dam Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).


Hal tersebut disampaikan Tri dalam acara peluncuran Pesona AMOR yang diselenggarakan BKKBN di pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh, Rabu (8/5/2013). Tri menjelaskan bahwa penyebabnya karena KB membuat jarak kelahiran anak menjadi 5 tahun sehingga memberikan kesempatan bagi bayi untuk tumbuh, baik fisik maupun otaknya.


Stunting atau hambatan pertumbuhan pada anak-anak merupakan indikasi kurangnya gizi. Sampai saat ini, angka stunting di Indonesia terbilang tinggi dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara, yaitu sekitar 35 persen.


Selain dapat membantu menekan angka stunting, Tri menjelaskan bahwa program KB sebenarnya juga sesuai dengan hukum Islam, yaitu menyusui sampai 2 tahun. Artinya orang tua harus memberi jarak pada kelahiran anak-anaknya minimal sampai bayinya berhenti disusui.


"Pak Gubernur (Aceh) sudah memerintahkan kasih susu pada ibu bayinya. Di Aceh kita tegaskan KB bukan untuk membatasi, tapi menjarangkan dan meningkatkan kualitasnya. Ini luar biasa dan programnya 10 tahun NEM anak SD harus naik," tegas Tri.


Terkait dengan adanya beberapa masyarakat Aceh yang kurang mendukung kontrasepsi, Tri menjelaskan hal itu terjadi karena kontrasepsi masih diartikan secara sempit. Dia menegaskan yang harus dibangun adalah anggapan bahwa setiap pasangan harus membangun keluarga sejahtera.





Sumber Detik




Info Alat Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar